"Tim Posko Aju yang pulang dari Daegu dalam keadaan sehat. Sekembalinya bertugas, tim akan melakukan karantina mandiri dan bekerja dari rumah selama 14 hari," demikian dijelaskan KBRI Seoul dalam pernyataan tertulis.
Pergantian tim tersebut akan dilakukan setiap dua minggu dengan tujuan melakukan penyegaran petugas untuk terus memantau keadaan sekitar 1.403 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di kota Daegu dan Gyeongsangbuk-do, dua daerah paling terdampak wabah.
Posko Aju didirikan pada 27 Februari lalu di Gyeongbuk, Euiseonggun, Bongyangmyeon Ansilgil 7-11, berjarak sekitar 50 kilometer dari kota Daegu, sebagai perluasan upaya perlindungan WNI, terutama setelah pemerintah Korea Selatan menetapkan status kewaspadaan tinggi.
Kota Daegu dan Gyeongsangbuk-do juga telah dinyatakan sebagai zona perawatan khusus karena terdapat lonjakan jumlah pasien terinfeksi virus corona.
"Meskipun senantiasa diimbau untuk terus waspada, kondisi Daegu sudah semakin kondusif. Hal ini ditandai dengan peningkatan angka kesembuhan dan penurunan kasus baru infeksi COVID-19," KBRI Seoul dalam keterangan yang sama.
Selain melalui pusat bantuan di Posko Aju, KBRI Seoul juga melakukan perlindungan melalui komunikasi langsung dengan WNI via jaringan media sosial dan aplikasi pesan Whatsapp di nomor +821036019980, serta menyalurkan bantuan masker dan cairan pembunuh kuman yang saat ini langka di pasaran.
"Melalui kerja sama dengan berbagai instansi, KBRI Seoul telah mendistribusikan tidak kurang dari 140.943 masker kesehatan kepada seluruh WNI di Korea Selatan," kata KBRI.
Per 12 Maret 2020, Korea Selatan telah mengonfirmasi sejumlah 7.869 kasus di seluruh wilayahnya.
Baca juga: KBRI Seoul bagikan masker ke WNI di Korea Selatan
Baca juga: KBRI Seoul kembali buka layanan dengan prosedur kesehatan ketat
Baca juga: KBRI Seoul tutup sementara untuk cegah virus corona
Pewarta: Suwanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020