Stok gula di gudang Perum Badan Urusan Logistik Sumatera Selatan tersisa sekitar 9,6 ton dan diklaim mencukupi kebutuhan masyarakat di Kota Palembang hingga akhir Maret 2020.stok 9,6 ton tersebut hanya bisa dibeli oleh masyarakat, sehingga pasokan ke distributor telah dihentikan sementara waktu.
Wakil Pimpinan Bulog Divre Sumsel-Babel, Yudi Wijaya di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa stok 9,6 ton tersebut hanya bisa dibeli oleh masyarakat, sehingga pasokan ke distributor telah dihentikan sementara waktu.
"Jika tidak kami hentikan nanti stoknya cepat habis dan masyarakat bisa tidak kebagian," ujar Yudi saat kunjungan Pemkot Palembang di Gudang Bulog Sumsel.
Baca juga: Kemarin, stimulus jilid dua hingga segera, operasi pasar gula pasir
Ia mengakui stok 9,6 ton tersebut termasuk sedikit karena dalam kondisi normal gudang Bulog Sumsel mampu menyediakan stok gula hingga ribuan ton.
Akibatnya gula di minimarket, supermarket, dan pasar-pasar tradisional di Kota Palembang terpantau menipis serta mengalami kenaikan hingga Rp16.000 per kilogram, cukup tinggi jika berpatokan pada HET Bulog yakni Rp12.500 per kilogram.
Tipisnya stok gula menurutnya disebabkan pabrik-pabrik gula yang biasa diserap Bulog Sumsel belum memasuki musim giling lantaran belum ada panen tebu.
"Biasanya panen itu di Juli, setelah musim panen itu stok bisa normal lagi," tambah Yudi.
Namun tipisnya stok yang ada saat ini akan ditambah dari kuota impor gula sebanyak 29.800 ton yang dijatah Kementerian Perdagangan untuk gudang Bulog di seluruh Indonesia dalam waktu dekat, meskipun ia mengaku belum mengetahui kuota stok untuk Bulog Sumsel.
"Kami akan berkoordinasi dengan Pemkot Palembang terkait stok gula ini, mungkin kami minta pemenuhan stok untuk tiga bulan ke depan," jelasnya.
Baca juga: Harga gula masih mahal, Mendag segera lakukan operasi pasar
Sementara itu Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda mengatakan dalam waktu dekat Pemkot Palembang akan melaksanakan pasar murah bertahap di 18 pasar tradisional agar masyarakat bisa mendapatkan gula dengan harga normal Rp12.500 per kilogram.
"Khusus gula sekarang stoknya masih terkontrol atau aman, tetapi pembelian saat pasar murah nanti dibatasi hanya setengah kilogram supaya tidak ada penimbunan," jelas Fitrianti Agustinda usai meninjau Gudang Bulog Sumsel.
Kendati akan ada jatah gula impor, pihaknya tetap akan membatasi pembelian gula hanya setengah kilogram agar stok yang disediakan Bulog Sumsel mencukupi hingga Idul Fitri, bahkan masyarakat yang ingin membeli gula pada operasi pasar murah diminta menggunakan KTP agar terdata.
"Kami tidak ingin ada pembelian besar-besaran karena kami ingin stabilitas harga terjaga," tegas Fitrianti.
Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020