Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang mendorong UMKM dan para pedagang yang berjualan di kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) untuk bertransaksi dengan memanfaatkan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).Bertransaksi dengan QR Code bisa dikatakan aman, karena pedagang bisa langsung mendapatkan pemberitahuan dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran...
Kepala Unit Pengawasan Sistem Pembayaran dan Keuangan Inklusif Kantor Perwakilan BI Malang Fida Affa Arif, Kamis, mengemukakan transaksi dengan QR Code akan memudahkan para pedagang UMKM dalam bertransaksi dengan konsumen, karena lebih pasti.
"Dengan memanfaatkan teknologi yang ada saat ini, transaksi antara penjual dan pembeli semakin mudah, bahkan pedagang juga mendapatkan kepastian akan uangnya dari konsumen," kata Fida di sela Edukasi dan Pendaftaran Merchant QRIS dalam Rangka Pekan QRIS Nasional (PQN) di Pendopo Agung Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dengan tagline "Ayo Nganggo QRIS! Ben UMKM Laris Manis".
Selain itu, kata Fida, penjual juga bisa terhindar dari pembayaran dengan uang palsu dari konsumen. "Bertransaksi dengan QR Code (nontunai) bisa dikatakan aman, karena pedagang bisa langsung mendapatkan pemberitahuan dari Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP)," katanya.
Baca juga: BJB gelar sosialisasi pengenalan QRIS kepada UMKM
Sebagai metode pembayaran terbaru yang diluncurkan oleh Bank Indonesia untuk memperluas alternatif pembayaran nontunai, QRlS memiliki berbagai manfaat, antara lain lebih efisien, hasil penjualan tercatat otomatis, serta relatif Iebih aman, baik bagi pedagang maupun pembeli, karena tidak melibatkan uang tunai.
QRIS memudahkan proses pembayaran bagi pedagang maupun pembeli karena terintegrasi dengan aplikasi pembayaran digital seperti Gopay, Ovo, Dana, LinkAja atau Shopee Pay. Meskipun relatif baru, tercatat sudah 2,7 juta merchant yang telah menggunakan QRIS di Indonesia.
Senada dengan BI Malang, Plh Kepala TNBTS, Novita Kusuma Wardani juga mendorong para pedagang untuk segera bermigrasi terkait transaksi dengan pembeli. "Kami akan terus mendorong pedagang (UMKM) di kawasan wisata TNBTS untuk tidak menggunakan uang tunai (cashless) dalam bertransaksi," ucapnya.
Baca juga: Bank Indonesia: QRIS alternatif pembayaran kekinian
Hanya saja, lanjut Novi, untuk menuju ke sana membutuhkan proses dan waktu sambil dilakukan penataan pedagang agar lebih baik lagi dan ada estetikanya sebagai daya tarik bagi pembeli.
"Yang menjadi pemikiran kami, secara bertahap transaksi diarahkan nontunai dengan menggunakan QR Code, namun produk-produk yang dijual belum menjanjikan. Lalu, yang mau melakukan scan pembayaran menjadi ragu dan tidak jadi ada transaksi," ujarnya.
Oleh karena itu, katanya, produk-produk yang dihasilkan dan dijual kepada wisatawan harus ada perbaikan, tidak hanya souvenir, tetapi juga kulinernya, sebab sampai saat ini belum ada menu khusus lokal TNBTS yang bisa ditawarkan kepada wisatawan.
Menanggapi edukasi tentang QRIS tersebut, salah seorang pedagang di kawasan area wisata TNBTS, Wijaya mengaku cukup membantu. "Kami senang ada perubahan yang signifikan terhadap para pedagang di sini, namun yang menjadi kendala kami adalah sinyal handphone yang sangat minim," tuturnya.
Baca juga: BI ingin percepat digitalisasi sistem pembayaran UMKM via QRIS
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2020