Tahun ini kami akan lakukan satu pengeboran sumur dulu, setelah itu satu sumur akan kami evaluasi sebagai proyek pengembangan eksplorasi
PT Pertamina Georthermal Energy (PGE) Lahendong, Sulawesi Utara merencanakan pengeboran satu sumur baru untuk panas bumi pada akhir kuartal II 2020.
“Tahun ini kami akan lakukan satu pengeboran sumur dulu, setelah itu satu sumur akan kami evaluasi sebagai proyek pengembangan eksplorasi,” kata Manager Planning dan Engineering PGE Lahendong Apriyansyah Toni di PGE Lahendong, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat.
Baca juga: PGE Lahendong berencana ekspansi PLTP unit tujuh dan delapan
Lebih lanjut ia menjelaskan pengeboran tersebut bertujuan untuk menambah kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong dengan mengembangkan Unit 7 dan 8.
Sulawesi Utara sendiri memiliki ketergantungan sebesar 20 persen sistem kelistrikannya dari PLTP Lahendong bersama dengan Gorontalo.
PLTP Lahendong memiliki enam unit dengan rincian unit 1 hingga 4 memproduksi uap dan dioperasikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan kapasitas 80 Mega Watt (MW).
Selanjutnya pada Unit 5 dan 6 dioperasikan langsung oleh PGE dengan kapasitas produksi 2x20 MW. PGE Lahendong tengah mempersiapkan pembangunan di cluster A sebagai wilayah pengembangan untuk memulai pengeboran di sumur baru, untuk unit 7 dan 8.
Baca juga: Pertamina targetkan kapasitas PLTP capai 1.112 MW pada 2026
Dalam pengembangan pengeboran sumur baru, PGE Lahendong menggelontorkan dana untuk investasi sumur sebesar 7 juta dolar AS, sedangkan, untuk pembangunan fasilitas dan infrastruktur di cluster A, PGE Lahendong memerlukan dana sekitar 22,5 miliar dolar AS.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Subdit Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi, Direktorat Panas Bumi, Ditjen EBTKE, Kementerian ESDM Budi Herdiyanto mengatakan, pemerintah mengetahui rencana pengembangan sumur baru Lahendong.
Untuk itu, pemerintah secara tegas mendukung penuh apa yang akan dilakukan PGE Lahendong.
Baca juga: Pertamina siapkan 2 miliar dolar AS kembangkan geotermal
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020