• Beranda
  • Berita
  • Muhammadiyah sosialisasikan Gemes dan Safari cegah Corona

Muhammadiyah sosialisasikan Gemes dan Safari cegah Corona

14 Maret 2020 11:07 WIB
Muhammadiyah sosialisasikan Gemes dan Safari cegah Corona
Ilustrasi - Seorang apoteker memasukkan sebuah masker ke kantong plastik di Apotek Kimia Farma, Jakarta. ANTARA/Aji Cakti/am.

Kalau kita yang sehat punya masker melihat orang sakit, batuk-batuk, kita berikan masker itu

Ketua Muhammadiyah COVID-19 Command Center, dr Corona Rintawan mensosialisasikan Gerakan Memberi Masker (Gemes) dan Sadar Faktor Risiko (Safari) sebagai langkah pencegahan penularan penyakit Corona.

"Ini adalah gerakan kita bersama, bisa diteruskan sampai ke unit ranting... Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah tapi ini harus dengan gerakan kita bersama," kata Corona di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan program Gemes diwujudkan bersedekah masker kepada yang sakit. Gerakan tersebut bukan upaya memborong masker dalam keadaan panik (panic buying).

Melainkan, lanjut dia, memberi masker sebagai upaya penyakit tidak menyebar kepada yang lain.

"Kalau kita yang sehat punya masker melihat orang sakit, batuk-batuk, kita berikan masker itu. Beri sedekah. Sedekah ini menghindarkan kita dari musibah sebagaimana masker ini membuat kita terhindar dari tertular," kata dia.

Baca juga: Cegah Corona, Erick: Berikan masker kepada yang lebih membutuhkan


Corona mengatakan Muhammadiyah juga terdapat program Safari yang konsepnya mendorong kesadaran diri sendiri melakukan isolasi jika mengalami tanda-tanda tidak sehat. Jika mengalami hal tersebut maka agar menghindarkan diri menulari penyakit bagi orang lain.

"Aktor Tom Hanks mencontohkan berani maju ke depan menteri Inggris juga sama melakukan isolasi diri sendiri. Mereka mencontohkan mengumumkan itu bukan hal yang memalukan," kata dia.

Dua sosok tersebut, kata dia, menjadi contoh mengisolasi diri secara mandiri tanpa menunggu intervensi orang lain, bahkan pemerintah.

"Mereka melakukan isolasi mandiri, yang mereka lakukan adalah hal positif karena menjadi pahlawan karena tidak ingin menyebarkan kepada yang lain," katanya.

Atau contoh lain, kata dia, orang yang sedang tidak enak badan bisa melakukan isolasi mandiri dengan memberi peringatan orang lain agar menjauh karena dirinya sedang tidak sehat.

Dia mengatakan Muhammadiyah memiliki lembaga pendidikan yang tersebar di Indonesia berikut fasilitas kesehatan untuk masyarakat. Selain itu, warga Muhammadiyah juga tersebar dari pusat sampai daerah.

Melalui warga Muhammadiyah itu, lanjut dia, kini dimasifkan gerakan mencuci tangan sehingga penularan penyakit COVID-19 tidak mudah terjadi.

"Kita juga masifkan cuci tangan. Dalam keadaan kesehatan masyarakat yang berubah, sekolah bisa libur total atau boleh kegiatan sekolah sebelum masuk kita 'clean in' dan ketika keluar 'clean out' melakukan aktivitas cuci tangan," katanya.

Baca juga: Dokter imbau masyarakat tidak sembarangan buang masker

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020