• Beranda
  • Berita
  • Tangkal corona, penjual jamu keliling promosikan "Jamu Jokowi"

Tangkal corona, penjual jamu keliling promosikan "Jamu Jokowi"

14 Maret 2020 19:01 WIB
Tangkal corona, penjual jamu keliling promosikan "Jamu Jokowi"
Darsiyem (55), penjual jamu tradisional keliling sibuk melayani para pelanggannya di kawasan Pasar Baru, Jakpus, Sabtu. Jamu tradisional kini banyak diburu karena khasiatnya dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan diyakini mampu mencegah penularan virus Corona. (ANTARA/Srd. Arif Rahman Hakim/Junaydi S.)
Seorang penjual jamu tradisional yang biasa menjajakan dagangannya dengan berkeliling di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, Darsiyem (55), meraup untung berlipat dengan mempromosikan "jamu Jokowi” untuk meningkatkan daya tahan tubuh "menangkal" virus Corona yang mulai mewabah.

Ditemui saat melayani para pembeli jamunya, Sabtu, Darsiyem, mengatakan bahwa jamu yang paling laris dan dicari para pelanggannya saat ini adalah "jamu Jokowi" yang merupakan racikan dari jahe, kunyit, temulawak dan serai.

"Pelanggan saya naik dua kali lipat sejak merebaknya virus Corona. Waktu saya berjualan juga jadi lebih singkat dari biasanya karena jamu cepat habis. Saat ini jamu yang paling banyak dicari adalah JJ (Jamu Jokowi)," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan bahwa Presiden Jokowi menambah frekuensi minum jamu menjadi lebih sering dari semula hanya di pagi hari menjadi tiga kali dalam sehari untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah penularan virus Corona.

Baca juga: Minum vitamin, tips Mensos jaga daya tahan tubuh cegah corona

Baca juga: Cegah corona, Jokowi makin sering minum jamu

Baca juga: Benarkah jamu tradisional bisa tangkal COVID-19?


Presiden yang dikenal gemar minum jamu itu membocorkan resep minuman tradisional yang biasa dikonsumsinya itu, yakni jahe merah, temulawak, kunyit dan sereh yang semuanya dicampur menjadi satu.

Menurut Darsiyem, semenjak Presiden Jokowi mengatakan sering minum jamu untuk menangkal virus Corona, semakin banyak pula pelanggan baru yang membeli jamu itu.

Darsiyem menjual jamunya seharga Rp4000 per gelas dan jika pembeli ingin memborong satu botol jamu hasil racikannya itu dia memberi hargai Rp20 ribu. Kini dalam satu hari dia bisa membawa pulang Rp400 ribu, sementara hari-hari sebelumnya hanya mengantongi paling banyak Rp150 ribu.

"Kalaupun banyak pelanggan sejak ada virus Corona ini dan harga bahan baku untuk membuat jamu jadi mahal, saya enggak mau naikkan harga jamu. Hitung-hitung membantu orang. Ini juga buat menolong sesama," ucapnya.

Baca juga: Permintaan jamu tradisional di Madiun meningkat

Baca juga: Gerakan minum jamu digiatkan setelah Indonesia positif corona

 
Yanti (55) bersama anggota keluarganya rutin mengkonsumsi jamu tradisional untuk menjaga kesehatan (ANTARA/Serda Arif Rahman Hakim/Junaydi S.)



Sementara itu, Yanti (25), salah seorang pelanggan Darsiyem, menuturkan bahwa dengan adanya wabah Corona saat ini, anggota keluarganya yang sebelumnya tidak suka jamu kini berani mulai rutin minum jamu untuk menjaga kesehatan.

"Baru saja saya beli bahan-bahan jamu di pasar buat dibikin di rumah. Tapi sekarang saya beli jamu untuk langsung di minum. Keluarga juga sebelumnya sangat susah diajak minum jamu, tapi sekarang mereka mencoba untuk rutin minum ini," katanya.*
 

Pewarta: Junaydi Suswanto dan Serda Arif Rahman Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020