Hari pertama bebas berkunjung ke kapal (open ship) ke dua kapal layar tiang tinggi TNI AL, KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci, di Makassar, langsung diserbu oleh masyarakat umum dan para anak sekolah, baik yang berasal dari Makassar maupun dari wilayah sekitarnya, di antaranya Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan.... dua kapal layar tiang tinggi TNI AL, KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci, bisa berada dalam satu tempat. Ini adalah kejadian langka...
"KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci mulai berlabuh di Makassar sejak Jumat (13/3), tapi saat dibuka untuk umum baru pada keesokan harinya atau Sabtu (14/3) pagi," ujar koordinator bebas kunjungan ke kapal, Letnan Kolonel Pelaut Dedi Sugianto, di Makassar, Sabtu.
Baca juga: Dua KRI dibuka untuk umum meriahkan "Garuda Di Lautku"
Ia mengatakan, siswa-siswa Makassar dan sekitarnya yang datang sangat beragam, mulai dari anak Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA, sekolah pelayaran, dan sekolah kejuruan lain. Siswa-siswa yang datang dan antusias mengunjungi kapal-kapal layar tiang tinggi TNI AL itu membuat panitia sibuk membagi waktu.
Kehadiran kedua kapal layar tiang tinggi beda kelas --KRI Dewaruci kelas Barkentin tiga tiang dan KRI Bima Suci kelas Bark tiga tiang-- merupakan bagian dari program Garuda Di Lautku, yang melibatkan TNI AL dengan berbagai tujuan, di antaranya menggelorakan semangat kebaharian.
Baca juga: Dua KRI Dewaruci-Bima Suci sukseskan "Garuda di Lautku"
Sugianto bersama panitia Garuda Di Lautku yang hadir di kedua kapal layar itu bersemangat menyambut para masyarakat dari berbagai kalangan yang begitu antusias ingin lebih dekat dengan TNI AL.
Ia menyatakan, kedua kapal latih TNI AL ini sangat jarang bisa berada dalam satu tempat dan dalam momentum kegiatan Garuda Di Lautku, kedua kapal tersebut bisa bersanding di dermaga yang sama secara berhadap-hadapan.
Baca juga: Lantamal VI datangkan KRI Dewaruci dan Bima Suci gelar "Openship"
"Kegiatan Garuda Di Lautku ini sangat spesial dan monumental. Saat ini dua kapal layar tiang tinggi TNI AL, KRI Dewaruci dan KRI Bima Suci, bisa berada dalam satu tempat. Ini adalah kejadian langka," katanya.
KRI Bima Suci merupakan kapal layar tiang tinggi buatan galangan kapal Freire, di Vigo, Spanyol, yang diluncurkan pada 2017. Kapal layar kelas Bark tiga tiang ini memiliki ukuran panjang totalnya 111,20 meter, lebar 13,65 meter, kedalaman draft 5,95 meter, dan tinggi maksimal tiang layar 49 meter dari permukaan dek atas.
Kapal layar yang seukuran dengan Mir dari Rusia itu memiliki 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi dan ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut.
Baca juga: Obor Asian Games 2018 akan dibawa berlayar KRI Dewaruci
Sedangkan KRI Dewaruci merupakan kapal layar tiang tinggi legendaris Indonesia, dan telah berlayar mengelilingi dunia pada 1964 dan 2012. Kapal ini dibangun di galangan kapal HC Stulcken & Sohns, Hamburg, Jerman, pada 1952. Kapal layar tiang tinggi kelas Barkentin tiga tiang ini selesai dibangun pada 1953 dan resmi masuk ke dalam daftar arsenal TNI AL pada 1954 dengan komandan pertama seorang Jerman, Kapten Roosenow.
Kapal yang berukuran 58,5 meter, lebar 9,5 meter, 16 layar dengan luas total layar 1.136 meter persegi dan bobot mati 847 ton ini satu-satunya kapal layar tiang tinggi di kelas Barkentin tiga tiang produk galangan kapal Stulcken & Sohns itu, dari tiga kapal kembarannya yang pernah diproduksi.
Adapun galangan kapal Stulcken & Sohns di Hamburg itu sudah tidak ada lagi. KRI Dewaruci pernah "pulang kampung" pada 2003, ke seberang lokasi galangan kapal di mana dia dibangun dalam pelayaran sejauh 28.860 mil laut dengan acara puncak di Rouen, Provinsi Normandy, Prancis, yaitu L'Armada Rouen 2003.
Baca juga: Ribuan masyarakat Bali kunjungi KRI Bima Suci
KRI Dewaruci menjadi duta samudera dan duta maritim Indonesia selama puluhan tahun dan telah melahirkan ribuan pelaut TNI AL dan semua kepala staf TNI AL setelah dasawarsa '50-an bisa dibilang "terlahir" dari kapal layar tiang tinggi dengan motto Hree Dharma Shanti (Malu Berlaku Cela) itu.
TNI AL sebetulnya pernah memiliki beberapa lagi kapal layar namun bukan kelas tiang tinggi, melainkan yacht, yaitu KRI Arung Samudera I dan KRI Arung Samudera II. Kapal yacht yang terakhir ini juga pernah dipergunakan dalam misi pelayaran keliling dunia, yang rutenya dimulai menuju ke Samudera Pasifik di timur nusantara.
Baca juga: KRI Bima Suci bersandar di Thilawa, Myanmar
Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020