• Beranda
  • Berita
  • Menteri PUPR instruksikan pemanfaatan tanaman vetiver di infrastruktur

Menteri PUPR instruksikan pemanfaatan tanaman vetiver di infrastruktur

16 Maret 2020 11:56 WIB
Menteri PUPR instruksikan pemanfaatan tanaman vetiver di infrastruktur
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. ANTARA/HO-Dokumentasi Kementerian PUPR

Pemerintah telah mencanangkan tanaman vetiver untuk mencegah longsor

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menginstruksikan pemanfaatan tanaman vetiver atau akar wangi di berbagai infrastruktur yang dibangun Kementerian PUPR seperti waduk, tanggul sungai, dan tebing jalan dalam rangka mencegah longsor.

"Beberapa hari lalu banjir dan longsor di sejumlah daerah yang menandakan fenomena perubahan iklim akibat kerusakan lingkungan. Pemerintah telah mencanangkan tanaman vetiver untuk mencegah longsor, termasuk bisa dimanfaatkan untuk mencegah longsor di tanggul-tanggul sungai dan di lereng/tebing jalan nasional dan jalan tol,” ujar Menteri Basuki dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.

Tanaman vetiver mulai diperkenalkan Presiden Jokowi bersama Menteri Basuki saat meninjau lokasi terdampak banjir dan longsor di dua desa Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/2).

Dalam kunjungan tersebut Presiden melakukan penanaman rumput vetiver bersama warga di lokasi lereng longsoran Desa Pasirmadang. Vetiver atau akar wangi diyakini Presiden bermanfaat untuk perbaikan lingkungan termasuk solusi masalah sedimentasi waduk dan sungai.

Dalam kurun waktu setahun, akar tanaman vetiver bisa tumbuh 50 centimeter hingga satu meter. Sementara dalam waktu 3 tahun tingginya mencapai empat meter.

Akar tanaman yang berasal dari India itu sangat kuat dan memiliki kemampuan menahan lumpur enam hingga 35 kali lebih kuat dibandingkan jenis rumput lainnya. Untuk itu vetiver efektif mencegah tanah agar tidak longsor atau terkena erosi, banjir, hingga menahan sedimentasi ke waduk dan sungai.

Penanganan sungai di bagian hulu selain dilakukan dengan pendekatan vegetatif melalui reboisasi, juga dilakukan dengan normalisasi seperti pelebaran, pengerukan sedimentasi dan perkuatan tebing, sehingga menambah kapasitas sungai dan mengurangi risiko banjir.

Dalam rangka konservasi air, Kementerian PUPR pada kurun waktu tahun 2015-2019 telah menyelesaikan berbagai infrastruktur bidang Sumber Daya Air dengan pembangunan sebanyak 61 bendungan dimana 16 bendungan telah selesai, satu juta jaringan irigasi baru, dan 1.212 embung diantaranya Bendungan Rotiklot di NTT, Daerah Irigasi Leuwigoong di Kabupaten Garut, dan Embung Giriroto di Kabupaten Boyolali.

Baca juga: BNPB tanam vetiver di Taman Nasional Gunung Halimun
Baca juga: Tanam akar wangi upaya cegah longsor, sebut akademisi Unsoed
Baca juga: Ridwan Kamil tanam Akar Wangi di Jembatan Citarum

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020