Kepala Stasiun GAW Bukit Kototabang Wan Dayantolis, saat dihubungi dari Padang, Selasa, mengatakan hari tanpa bayangan merupakan hari yang pada saat itu bayangan benda-benda yang berdiri tegak tidak terlihat.
"Hari tanpa bayangan terjadi pada tengah hari di saat itu matahari tepat berada 90 derajat di atas benda atau badan kita," kata dia.
Akibatnya kata dia, bayangan tersebut akan jatuh tepat di dasar benda atau di bawah kaki seseorang. Sehingga terlihat seolah-olah bayangan tersebut tidak ada.
"Hari tanpa bayangan sebenarnya merujuk pada terjadinya titik kulminasi matahari, yaitu fenomena deklinasi matahari sama dengan posisi kita atau pengamat berada," kata dia.
Baca juga: Saat hari tanpa bayangan, pengunjung Tugu Khatulistiwa melonjak tinggi
Baca juga: 1.220 telur berdiri di Pontianak tembus rekor MURI
Baca juga: Atlet lima negara meriahkan Pontianak Internasional Dragon Boat 2019
Lebih lanjut ia menyebutkan sejumlah wilayah di Sumbar yang mengalami kulminasi matahari pada 18 Maret 2020 terdiri atas Padang, Sungai Dareh, Pariaman, Parit Malintang, Arosuka, Sawahlunto, Muaro Sijunjung, dan Sungai Dareh.
Kemudian pada 19 Maret 2020 di Payakumbuh, Batusangkar, Solok, Padang Panjang, Bukittinggi, dan Lubuk Basung, pada 20 Maret 2020 di Sarilamak, Lubuk Sikaping, Simpang Ampek, tepatnya pada 12.28 WIB.
Lebih lanjut, ia menjelaskan secara umum wilayah Indonesia berada di antara titik balik utara dan titik balik selatan maka akan mengalami dua kali hari tanpa bayangan atau kulminasi matahari.
"Semua bermula dari gerak semu matahari terhadap bumi. Gerak semu matahari ini menyebabkan terjadinya banyak hal seperti perbedaan panjang siang dan malam, terjadinya perbedaan musim pada daerah lintang menengah hingga perbedaan durasi puasa Ramadhan dan jadwal waktu sholat," katanya.
Pada tanggal 20 Maret 2020 matahari tepat berada di ekuator, maka pada saat itu kota-kota yang berada di sekitar ekuator akan mengalami hari tanpa bayangan.
"Di Sumbar sendiri juga dilalui garis ekuator untuk titik kulminasi terjadi pada 18 sampai 20 Maret 2020 di daerah Pasaman dan sekitarnya, kemudian wilayah di daerah Pesisir Selatan akan terjadi sebelum 20 Maret," katanya.
Titik kulminasi matahari di Sumbar terjadi pada Maret dan September. Biasanya pada Maret matahari melalui garis ekuator dari Selatan ke Utara dan September dari Utara ke Selatan.
Untuk menentukan hari tanpa bayangan itu dapat dilihat melalui aplikasi google maps.
"Untuk mengetahui hari tanpa bayangan di posisi lintang tempat kita. Paling mudah kita gunakan google maps, kemudian klik kota kita, maka akan muncul koordinat lokasi tersebut," kata dia.*
Baca juga: Sejumlah wilayah Sumbar akan alami hari tanpa bayangan
Baca juga: Kota Pontianak mendapat berkah dari peristiwa kulminasi matahari
Baca juga: Pontianak gelar berbagai atraksi saat matahari capai kulminasi
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020