Chief Marketing Officer Traveloka, Dionisius Nathaniel, mengungkapkan adanya peningkatan signifikan pembatalan perjalanan di platform pemesanan Traveloka seiring dengan penyebaran virus corona yang semakin meluas.
“Saat ini, kami tengah mengalami lonjakan yang sangat signifikan terkait permintaan pembatalan perjalanan serta pengembalian dana sebagai dampak dari perkembangan terbaru situasi COVID-19 saat ini,” ujar Dionisius kepada ANTARA lewat pesan elektronik di Jakarta, Rabu.
“Melihat jumlah pengguna yang terdampak dengan adanya situasi COVID-19 dan melakukan perubahan perencanaan perjalanan, Traveloka telah melakukan peningkatan layanan Customer Service,” dia melanjutkan.
Peningkatan layanan tersebut dilakukan dengan memprioritaskan permintaan dari para pengguna yang memiliki tanggal keberangkatan dan/atau pemesanan terdekat. Hal itu, menurut Dionisius dilakukan dengan tujuan untuk dapat mengakomodir permintaan pengguna pada situasi COVID-19.
Baca juga: Pasar wisata Indonesia posisi tiga setelah Korsel dan Jepang
Baca juga: Doraemon ikon promosi liburan akhir tahun Traveloka
Pengguna yang ingin membatalkan perjalanan dapat mengajukan refund melalui beberapa kanal yang disediakan atau langsung menghubungi Traveloka. Namun, dikarenakan adanya peningkatan permintaan refund/reschedule yang sangat signifikan karena situasi COVID-19, maka Traveloka menghimbau pengguna untuk melakukan pengajuan refund/reschedule melalui aplikasi.
Refund dapat dilakukan pada bagian “My Booking” atau “Pesanan,” kemudian pilih ‘Refund’ pada tiket pemesanan serta mengisi data yang dibutuhkan untuk pengajuan pengembalian dana, agar lebih memudahkan pengguna dan Traveloka dalam memproses pengembalian dana.
“Selain itu, kami juga ingin menginformasikan bahwa pengguna yang ingin melakukan refund untuk memerhatikan pesanannya, terutama untuk pemesanan dengan destinasi tujuan yang masih menerima kunjungan dari wisatawan, karena dalam hal ini, para mitra kami akan memberlakukan kebijakan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam situasi normal,” kata Dionsius.
Pada sistem pemesanan tiket di Traveloka terdapat beberapa tipe status tiket yaitu “Bisa Refund”. “Tidak Bisa Refund”, “Bisa Reschedule”, “Tidak Bisa Reschedule” dan khusus untuk tiket pemesanan akomodasi terdapat tipe “Free Cancellation.”
Sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, bagi para pengguna yang memiliki status tiket “Bisa Refund” atau “Free Cancellation” dapat melakukan pengajuan refund.
Sementara, bagi para pengguna yang memiliki status tiket “Tidak Bisa Refund”, berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh mitra Traveloka, pengajuan refund tidak dapat diproses kecuali mitra terkait memberlakukan pengecualian yang disosialisasikan kepada Traveloka.
Dalam situasi saat ini, Traveloka juga menganjurkan pengguna untuk selalu merencanakan dengan baik perjalanan dan mengikuti informasi serta perkembangan terbaru yang diumumkan oleh pemerintah dan juga lembaga internasional terpercaya, seperti WHO.
“Saat ini, kami terus-menerus memantau situasi terkini dan juga berkoordinasi secara intensif dengan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah dan para mitra, guna memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna, terutama dalam melakukan perjalanan,” ujar Dionisius.
Baca juga: Traveloka gandeng BNI perluas akses PayLater
Baca juga: Tren wisata hingga kuliner tahun 2019 di platform Traveloka
Baca juga: Strategi Indonesia genjot kunjungan wisatawan Malaysia dan Singapura
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020