Pimpinan Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri, Machmudi Haryono di Semarang, Kamis, mengatakan, terdapat 21 mantan napi teroris yang tergabung dalam yayasan ini yang siap bersinergi dengan kepolisian dan pemerintah untuk mendukung pelaksanaan pilkada serentak.
Menurut dia, sinergi bersama dengan pemerintah tersebut antara lain melalui kegiatan sosialisasi anti paham-paham radikal yang digelar oleh para anggota yayasan ini.
Baca juga: BNPT reedukasi napi terorisme dengan wawasan kebangsaan
Baca juga: BNPT harapkan masyarakat rangkul mantan napi teroris dan keluarganya
Kegiatan sosialisasi deradikalisasi, kata dia, banyak dilakukan di lingkungan masyarakat, kampus, hingga lembaga pemasyarakatan.
"Jangan sampai paham radikal dijadikan alasan untuk mengganggu kelancaran pilkada serentak," kata mantan napi yang sempat dijatuhi pidana 10 tahun penjara itu.
Ia menjelaskan, para mantan napi kasus terorisme yang masuk dalam yayasan itu tersebar di berbagai wilayah di Pantura Jawa Tengah.
Dalam melaksanakan kegiatannya, kata dia, Yayasan Putra Persaudaraan juga bersinergi dengan para mantan napi teroris yang juga bergabung dalam suatu komunitas.
Baca juga: Istri napi terorisme Umar Patek resmi jadi WNI
Ia mencontohkan para mantan napi yang tergabung dalam Yayasan Gema Salam yang berada di Kota Solo.
"Kami memiliki semangat yang sama untuk menyampaikan sosialisasi yang bertujuan menekan radikalisme si masyarakat," katanya.
Baca juga: Ridwan Kamil rangkul mantan narapidana teroris
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020