"Kominfo menyatakan informasi itu tidak benar atau hoaks, sebab hingga saat ini tidak ada konten informasi seperti itu yang dimuat lengkap dalam laman situs kominfo.go.id," kata pelaksana tugas Kepala Biro Humas Kominfo, Ferdinandus Setu, dalam keterangan resmi, Kamis.
Pesan berantai yang beredar di pesan instan menyebutkan penutupan jalan pada 19 Maret pukul 14.30 WIB sampai 22.00 WIB, karena akan disemprot disinfektan untuk mencegah penyakit COVID-19.
Hoaks tersebut menyebutkan disinfektan yang akan disemprotkan ke jalan-jalan di Jakarta berdosis tinggi, bisa menyebabkan alergi kulit dan gangguan pernapasan sehingga warga diimbau untuk tidak keluar rumah dan bepergian dengan kendaraan roda dua.
Pada akhir tulisan, tercantum website resmi Kominfo, seolah informasi tersebut resmi dari kementerian.
Kominfo meminta warganet untuk tidak menyebarkan hoaks melalui media sosial maupun pesan instan dan merujuk pada sumber resmi untuk virus corona melalui laman covid19.go.id.
Kominfo hingga hari ini menemukan 267 hoaks yang berkaitan dengan virus corona.
Baca juga: Kominfo gandeng sektor telekomunikasi tangani COVID-19
Baca juga: Menkominfo minta masyarakat agar tidak panik soal corona
Ratusan hoaks corona
Kementerian Komunikasi dan Informatika mengidentifikasi 242 konten hoaks dan misinformasi yang berkaitan dengan virus corona di dunia maya
Kominfo melalui keterangan pers pada Rabu kemarin, menyatakan tindakan menyebarkan isu yang tidak benar saat Indonesia dilanda pandemi virus corona bisa menyebabkan masyarakat panik dan takut.
Data kementerian per 17 Maret, 242 hoaks dan misinformasi yang terjaring didapatkan dari media sosial dan platform pesan instan.
Salah satu misinformasi yang terbaru menyebutkan "Menteri Nadiem positif virus corona" ditambah dengan narasi menteri kabinet Jokowi yang terkena COVID-19. Pejabat yang dimaksud sebenarnya adalah Menteri Kesehatan Inggris Raya Nadine Dorries, penulisan yang keliru "Nadien" menyebabkan interpretasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim terkena virus corona.
Hoaks lainnya yang baru terjaring Kominfo, menyebutkan berkumur dan minum air hangat campuran cuka dan garam akan menghilangkan virus corona.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan dalam keterangan yang sama menyatakan hoaks dan misinformasi yang beredar akan ditindaklanjuti bersama dengan penyelenggara platform tersebut.
Kementerian akan memberi rekomendasi akun mana saja yang terindikasi menyebarkan hoaks kepada penyelenggara platform dan penegak hukum agar dapat ditindaklanjuti, misalnya menutup akun tersebut.
Hoaks yang menimbulkan keresahan publik akan diteruskan kepada kepolisian, untuk melihat apakah ada pelanggaran pidana dalam kasus tersebut.
Baca juga: Kominfo: Hoaks, penutupan jalan untuk semprot disinfektan
Baca juga: Kominfo jaring 242 hoaks tentang virus corona
Baca juga: Kominfo sebar SMS broadcast tentang virus corona
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020