Melalui pernyataan perusahaan yang dilansir AFP pada Kamis, Scania mengatakan bahwa produksi di Eropa akan berhenti hingga 25 Maret "karena kekurangan komponen dan gangguan besar yang terjadi dalam rantai pasokan serta logistik, akibat COVID-19 di Eropa."
Namun Scania memastikan tidak semua pabrik di Eropa akan ditutup, akan ada beberapa unit produksi yang tetap berjalan.
"Untuk memastikan transportasi yang sangat penting bagi masyarakat, layanan dan pusat suku cadang akan melanjutkan operasi mereka," kata kepala eksekutif Scania Henrik Henriksson dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Bentuk aliansi dengan Volvo, Isuzu bakal "caplok" UD Trucks
Baca juga: Bekal Isuzu Indonesia jalankan standar Euro 4
Penutupan pabrik akan mempengaruhi produktivitas di pabrik Swedia, Belanda dan Prancis.
Pembuat truk, yang berkantor pusat di Swedia itu mempekerjakan 52.000 orang di seluruh dunia, 14.000 di antaranya berbasis di Eropa.
Perusahaan itu membuat 100.000 truk dan bus per tahun, 80 persen di antaranya dibuat di Eropa.
Baca juga: United Tractors hadirkan Scania NTG ramaikan pasar truk kelas berat
Baca juga: UT fokus garap kendaraan komersial
Baca juga: Scania terlibat kartel truk, didenda Rp13,9 triliun
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020