Gubenur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdulah merespon cepat dua warganya yang dinyatakan positif terinfeksi Coronavirus Disease (COVID-19) dengan mengajukan langkah serius meminta Kementerian Kesehatan melegitimasi laboratorium pengujian sampel swab virus corona di Sulsel.Kami ada tiga lab yang sudah dilengkapi alat kesehatan, tinggal menunggu legitimasi Kemenkes
"Kami ada tiga lab yang sudah dilengkapi alat kesehatan, tinggal menunggu legitimasi Kemenkes melalui Litbangkes. Secara lisan sudah diberikan, tapi kita ingin betul-betul tertulis," harap Nurdin saat konferensi pers di kediaman pribadinya komplek perumahan dosen Unhas Tamalanrea, Makassar, Kamis malam.
Ia menuturkan tiga labolatorium tersebut yang sudah dilengkapi alat kesehatan khusus masing-masing di Rumah Sakit Umum Pusat Wahidin Sudirohusodo. Rumah Sakit Unhas dan Rumah Sakit Siloam.
Alasan pemberian legitimasi itu, kata dia, mempercepat proses deteksi virus agar tidak menunggu terlalu lama hasil dari Litbangkes Kemenkes, serta bisa diketahui secara cepat bila mana ada orang terdeteksi virus korona.
"Supaya bisa menguji hasil sampel kita. Ke depan mudah-mudahan lebih cepat didapatkan hasil. Saat ini Kami telah mempersiapkan rumah sakit yang memiliki ruang isolasi," tutur dia.
"Di Wahidin (ruang isolasi) bisa 14 tempat tidur dan sayang rakyat 16 tempat tidur. Di Wahidin kita mencoba memfokuskan ruang isolasi di lantai dua ruangan infeksi center," tambah dia.
Mengenai antisipasi penyebaran virus itu, pihaknya meminta semua rumah sakit di 24 kabupaten kota untuk bersiaga, sebagai bagian kesiapsiagaan di Sulsel.
Baca juga: Gubernur instruksikan dinkes siapkan alat cek COVID-19 di rumah sakit
Soal riwayat dua pasien yang positif COVID-19 tersebut, mantan Bupati Bantaeng dua priode itu mengungkapkan, ada ketelambatan hasil swab (sampel air liur dan darah) pasien tersebut diterima dan baru diketahui setelah meninggal dunia.
Dua pasien ini memperlihatkan sebuah fenomena berbeda. Satu pasien meninggal sebelum diketahui hasilnya, dan satu sehat baru keluar hasilnya
"Pertama itu perempuan keburu meninggal, hasilnya baru diketahui. Kedua laki-laki sedang sehat dan baru hasilnya didapat," ungkap Nurdin.
Dua orang ini masing pasien COVID-19, 285 dan 286. Pasien 285 adalah perempuan berumur 55 tahun dengan riwayat perjalanan dari umroh di Tanah Suci dan sempat dirawat di Rumah Sakit Siloam Makassar.
Sementara pasien 285 adalah laki-laki dan kini masih dirawat secara intensif di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan Wahidin Sudirohusodo.
Ditanyakan soal kondisi kesehatan Sekertaris Provinsi Sulsel Abdul Hayat Gani yang diketahui pernah di rawat di Rumah Sakit Siloam Makassar, kemudian di bawa ke rumah sakit rujukan korona RSUP Wahidin Sudirohusodo, dia mengatakan kondisinya membaik.
"Saat ini sudah sehat dan kondisi kesehatannya membaik. Sudah dirawat di rumah sakit Wahidin," katanya.
Baca juga: Suhu tubuh para tamu Gubernur Sulsel dicek
Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020