Tidak banyak tamu yang hadir dalam acara yang digelar untuk memperingati Hari Air Internasional pada 22 Maret 2020 itu. Waktu pelaksanaannya dipersingkat. Selain itu, panitia menyediakan cairan pembersih tangan serta masker bagi para tamu dan mempelai.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sleman Eko Suhargono berharap acara itu bisa meningkatkan kesadaran warga mengenai pentingnya perkawinan yang sah di mata agama dan negara.
Ia mengatakan, pernikahan secara resmi memudahkan pemerintah melakukan pencatatan administrasi kependudukan, yang selanjutnya akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam merancang program pembangunan.
Dalam acara itu, dia juga mengimbau warga menerapkan pola hidup bersih dan sehat untuk menghindari penularan virus corona penyebab COVID-19, termasuk mencuci tangan menggunakan sabun dan meminimalkan kontak fisik dengan orang lain.
"Mari melakukan berbagai hal yang dapat menghindarkan kita dari virus corona," katanya.
Kepala Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Untung Sukaryadi mengatakan acara nikah bareng disederhanakan mengingat sekarang warga sedang mewaspadai penularan virus corona.
"Dalam kondisi seperti ini tidak lah perlu berpesta-pora. Namun kita sadari bahwa akad nikah merupakan sesuatu yang urgen karena menyangkut kebutuhan yang hakiki," katanya.
Ada empat pasangan yang mengikuti acara nikah bareng tersebut.
Untung Sukaryadi, Eko Suhargono, Ketua Baznas Sleman Kriswanto, dan Ketua FORTAIS & Nikah Bareng Nasional Ryan Budi Nuryanto menjadi saksi pernikahan mereka.
Selain seperangkat alat shalat, mahar untuk pengantin perempuan juga meliputi cairan pembersih tangan. Dalam acara itu, pasangan pengantin juga membawa poster berisi imbauan untuk mencegah penularan virus corona.
Acara nikah bareng itu ditutup dengan kegiatan susur kali menggunakan jip.
Baca juga: 633 pasangan ikuti nikah massal di Balai Kota DKI
Baca juga: 59 pasangan pengantin nikah massal di Surabaya
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020