Arema FC akan melakukan latihan tertutup setelah sebelumnya harus membatalkan sesi latihan sesuai dengan rekomendasi dari tim dokter, dalam upaya untuk tetap waspada dan mengantisipasi penyebaran virus corona atau COVID-19.
Media Ofiser Arema FC Sudarmaji mengatakan rencananya latihan tertutup tersebut akan dilakukan pada 23 Maret 2020. Keputusan itu juga dilatarbelakangi adanya imbauan dari pemerintah untuk tidak melakukan aktivitas yang mendatangkan lebih dari 30 orang.
"Untuk jangka pendek ini, ditetapkan 23 Maret 2020 akan dilakukan latihan, meskipun latihan masih sangat tertutup," kata Sudarmaji di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.
Baca juga: Arema FC minta federasi segera ambil keputusan terkait dampak COVID-19
Sudarmaji menjelaskan dengan kondisi saat ini, Arema FC perlu menyesuaikan beberapa hal, seperti apa yang harus dilakukan pelatih, untuk tetap menjaga kondisi para pemain Singo Edan tersebut.
Menurut Sudarmaji, akibat penyebaran COVID-19 di Indonesia, pemerintah daerah telah mengeluarkan keputusan bahwa fasilitas umum yang ada khususnya di wilayah Malang Raya, tidak bisa dipergunakan untuk latihan pemain.
"Pemerintah telah mengeluarkan surat, beberapa fasilitas umum tidak bisa dipergunakan. Itu kondisi yang sulit bagi klub untuk melakukan latihan," kata Sudarmaji.
Baca juga: PSM perpanjang libur pemain antisipasi penyebaran COVID-19
Oleh karena itu, Ia berharap federasi sepak bola di Tanah Air, yakni Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) termasuk PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator, untuk segera mengambil keputusan dan memastikan keberlangsungan Liga 1 2020.
"Sungguh ini kondisi paling sulit yang dihadapi oleh klub," kata Sudarmaji.
Sebelumnya, sesuai rekomendasi dari tim dokter Arema FC, Hendro Siswanto dan kawan-kawan menunda jadwal latihan mereka untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Selain menunda jadwal latihan, tim medis juga menyarankan agar seluruh pemain, pelatih dan ofisial tim untuk melakukan social distancing di rumah masing-masing. Selain itu, pemain juga disarankan berlatih secara mandiri.
Wilayah Malang Raya masuk zona merah penyebaran COVID-19, karena sudah didapati dua orang pasien yang positif terjangkit virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China itu.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar menyatakan terdapat dua orang pasien yang positif terjangkit virus c
orona atau COVID-19, yang salah satunya telah meninggal dunia, dan satu lainnya masih dalam perawatan.
Dua orang tersebut dipastikan positif terjangkit COVID-19, setelah menerima salinan resmi hasil pemeriksaan spesimen dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, pada Rabu (18/3) pukul 08.00 WIB.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020