Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso (RSPI SS) dr Moh Syahril berharap sejumlah langkah yang dilakukan oleh pemerintah dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 dapat menenangkan masyarakat menyusul pandemi meluas di Indonesia.Lebih baik jangan periksa dulu ke rumah sakit, dokter setempat yang akan membuat kriteria apakah pasien tersebut perlu dirawat atau tidak
"Beberapa langkah yang dilakukan satgas ini diharapkan mampu menenangkan masyarakat," kata Syahril saat ditemui di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta, Sabtu.
Langkah-langkah tersebut, lanjut dia, seperti penyerahan obat Chloroiquine di rumah sakit secara bertahap, penerapan tes cepat COVID-19 massal, hingga penggunaan Wisma Atlet Kemayoran sebagai rumah sakit darurat.
Baca juga: RSPI Sulianti Saroso apresiasi penyerahan obat chloroquine
Menurut Syahril, langkah tersebut, khususnya Wisma Atlet yang disulap sebagai rumah sakit darurat, dapat mengurangi penumpukan pasien di sejumlah rumah sakit rujukan seperti RSPI Sulianti Saroso.
"Akan dibukanya rumah sakit darurat di Wisma Atlet, untuk mengurangi salah satu ekskalasi yang menumpuk di suatu tempat, khususnya RSPI dan rumah sakit lain yang menjadi rujukan," kata dia.
Lebih lanjut, ia berharap masyarakat tidak berbondong-bondong untuk datang ke rumah sakit rujukan tersebut ketika gejalanya ringan karena dikhawatirkan justru tertular.
"Lebih baik jangan periksa dulu ke rumah sakit, dokter setempat yang akan membuat kriteria apakah pasien tersebut perlu dirawat atau tidak," kata Syahril.
Baca juga: Kementerian BUMN serahkan obat COVID-19 ke RSPI
"Bahkan akan ada Wisma Atlet dan beberapa hotel yang digunakan untuk karantina dan isolasi, tak harus di RSPI. Sehingga yang di rumah sakit memang bagi mereka yang berat, yang perlu infus, oksigen, dan lainnya," ujar dia.
Sementara itu, pelaksanaan tes cepat atau rapid test kembali ditegaskan Syahril sebagai upaya percepatan deteksi awal kepada mereka yang diperkirakan melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19 sebelumnya.
"Rapid test ini untuk membantu percepatan deteksi awal dan diproritaskan ke orang-orang yang diperkirakan kontak langsung melalui tracking yang dilakukan," ujar dia.
RSPI Sulianto Saroso telah menerima 1.000 butir Chloroiquine dari Kementerian BUMN dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Obat tersebut telah digunakan oleh beberapa negara dan menunjukkan hasil positif itu akan digunakan untuk penyembuhan, bukan untuk pencegahan COVID-19.
Baca juga: RSPI Sulianti Saroso butuh tambahan tenaga kesehatan
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020