Koordinator Protokol Pemerintahan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Surabaya, Eri Cahyadi, di Surabaya, Minggu, memastikan semua kebutuhan terkait pencegahan penyebaran virus corona sudah didistribusikan di kecamatan dan kelurahan.
"Sudah kami distribusikan mulai dari hand sanitizer, masker, baju perlindungan khusus hingga disinfektan. Semuanya didrop di kecamatan untuk kemudian disebar ke kelurahan-kelurahan," katanya.
Baca juga: Jumlah WNI positif COVID-19 di Singapura jadi 19 orang
Selama seminggu terakhir, Eri sudah mengecek ke sejumlah kecamatan mulai dari Gunung Anyar, Rungkut, Sukomanunggal, Krembangan, hingga Bubutan.
"Setiap hari kami turun untuk memastikan bahwa alat-alat pencegahan sudah ready. Juga sosialisasi tentang bahaya dan pencegahan corona sekaligus membagi jamu herbal wedang pokak yang berguna meningkatkan kekebalan tubuh," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga memastikan ke kecamatan bahwa sudah dilakukan penyemprotan disinfektan di tempat-tempat umum seperti masjid, tempat pelayanan publik, dan sekolah. "Tidak boleh ada yang ketinggalan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Tak hanya terkait pencegahan, lanjut dia, Pemkot Surabaya juga bergerak dalam kebutuhan untuk tenaga medis. Mereka memastikan bahwa semua tenaga medis mendapat suplai alat pelindung diri (APD) yang cukup untuk menangani pasien positif corona.
"APD-APD sudah kami sediakan dan kami pusatkan ketersediaannya di RSUD dr Soewandhie. Para tenaga medis yang membutuhkannya bisa berkoordinasi dengan satgas atau langsung ke Dinas Kesehatan," katanya.
Baca juga: Pemerintah sudah dapatkan 150.000 perangkat pemeriksaan cepat COVID-19
Menurut Eri, untuk mengatasi virus corona yang sudah dinyatakan sebagai pandemi global harus menyeluruh, tak hanya fokus pada pengobatan, melainkan tindakan juga diperlukan dalam pencegahan dan penyebaran virus lebih luas.
Eri bersama Kepala Inspektorat Rachmad Basari telah menyosialisasikan upaya pencegahan corona kepada warga di Kantor Kecamatan Gunung Anyar pada Sabtu (21/3). Ia meminta tempat duduk warga diatur dengan jarak minimal masing-masing 1 meter.
"Saya diminta oleh Bu Wali (Tri Rismaharini) agar bapak-bapak dan ibu-ibu tidak panik. Corona adalah virus yang mematikan, tapi kita bisa mencegah diri dan keluarga dari tertular virusnya yakni dengan meningkatkan imunitas tubuh dengan herbal wedang pokak yang resepnya sudah bapak-bapak dan ibu-ibu terima," katanya.
Selain itu, lanjut dia, warga tidak lupa untuk tetap tinggal di rumah sampai kondisi sudah mereda. "Kita tidak tahu siapa yang kelihatannya sehat ternyata justru carrier dari virus ini. Karena itu, lebih baik di rumah saja," kata alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tersebut.
Eri mengatakan Pemerintah Kota Surabaya terus bersiap untuk mengantisipasi segala kemungkinan dampak akibat virus corona, termasuk efeknya di bidang ekonomi. Beberapa alternatif intervensi terus dikaji seperti jaring pengamanan sosial, mendorong pelaku usaha di Surabaya untuk mempekerjakan karyawan dari rumah, hingga antisipasi pada ketersediaan dan harga sembako.
"Tahapan-tahapan itu terus kita kaji dan kita bicarakan. Sekarang memang kondisinya belum ke sana, tapi kami harus bersiap dengan segala kemungkinan," katanya.
Baca juga: Destinasi wisata Piaynemo Raja Ampat ditutup
Baca juga: Presiden tanda tangani inpres realokasi anggaran penanganan COVID-19
Baca juga: Gubernur pantau penyemprotan disinfektan ojek daring di Surabaya
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020