Ada pun Kementerian Pertanian telah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi tahun 2020 sebanyak 7.949.303 ton dengan nilai Rp26,3 triliun. Penyaluran pupuk bersubsidi tersebut dilakukan melalui Pupuk Indonesia Holding Company, sebagai BUMN yang mendapat penugasan distribusi pupuk Nasional.
"Pupuk Indonesia Grup memastikan proses distribusi pupuk bersubsidi kepada petani tetap berjalan lancar," kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Meski ada corona, Pupuk Indonesia pastikan produksi tetap berjalan
Ada pun realisasi penyaluran pupuk bersubsidi tersebut, terdiri dari 977.253 ton Urea, 631.684 ton NPK, 171.283 ton SP-36, 182.936 ton ZA dan 95.869 ton Organik.
Sebagai tambahan informasi, per 19 Maret 2020, Pupuk Indonesia Grup menyediakan stok pupuk bersubsidi sebanyak 963.958 ton yang terdiri dari 497.274 ton Urea, 223.963 ton NPK, 85.910 ton SP-36, 103.653 ton ZA dan 53.159 ton Organik.
Total stok tersebut lebih dari 3 kali lipat di atas ketentuan yang sebesar 274.931 ton.
Sebelumnya, Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana menjelaskan pihaknya juga menyiapkan alokasi stok pupuk non subsidi di kios-kios resmi untuk mengantisipasi permintaan pupuk dari petani yang tidak tercantum dalam Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK).
Baca juga: Fokus pengembangan non urea, Pupuk Indonesia tambah pabrik NPK
Upaya ini dilakukan setelah imbauan dari Kementerian Pertanian terkait antisipasi kebutuhan petani yang tidak tercantum dalam RDKK dan tidak memperoleh alokasi pupuk bersubsidi.
"Kami sudah mengeluarkan kebijakan kepada anak-anak perusahaan untuk selalu menyiapkan stok pupuk nonsubsidi di level kios, minimal 200 kilogram. Itu untuk mengantisipasi kekurangan tadi," kata Wijaya.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020