Profesor Nirmal Kumar, konsultan ahli THT seperti dilansir Sky News mengatakan, hidung menjadi pintu masuk utama masuk saat seseorang bernapas dan droplet yang terinfeksi virus corona.
"Pada pasien muda tidak ada gejala signifikan misalnya batuk dan demam, tetapi mereka mungkin bisa kehilangan kemampuan mengecap rasa dan mencium bau, yang menunjukkan virus berdiam di hidung," kata dia.
Baca juga: WHO: Hindari konsumsi ibuprofen untuk obati gejala virus corona
Baca juga: Idris Elba positif corona, "Aku tak punya gejala apa pun"
Menurut Dr. Nathalie MacDermott, dosen klinis di King's College London, infeksi biasanya terjadi melalui hidung atau bagian belakang tenggorokan. Hal ini sering menyebabkan hilangnya kemampuan indera penciuman dan pengecap.
Dia mengingatkan, penelitian seputar gejala baru untuk COVID-19 belum tersebar luas di komunitas medis.
Di Korea Selatan, China dan Italia, sekitar sepertiga orang yang positif COVID-19 dilaporkan mengalami kondisi serupa atau disebut anosmia.
Kumar mengingatkan, mereka yang mengalami gejala anosmia melakukan isolasi diri selama tujuh hari untuk mencegah penyebaran penyakit.
Seiring dengan penemuan gejala baru ini, maka sekali lagi ditekankan pentingnya para ahli kesehatan menggunakan alat pelindung diri.
Baca juga: Jatuh bangun kondisi pasien corona, gejala membaik lalu memburuk
Baca juga: Jubir: Orang muda berpotensi bawa virus COVID-19 tanpa tunjukkan gejala
Baca juga: Jubir sebut orang positif COVID-19 tanpa gejala bisa isolasi di rumah
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020