Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan dunia saat ini sedang menghadapi krisis kesehatan dan kemanusiaan akibat makin tingginya penyebaran COVID-19.Semua negara saat ini sedang menjaga agar krisis kesehatan dan kemanusiaan ini tidak kelebihan kepada krisis ekonomi
Sri Mulyani dalam jumpa pers melalui streaming di Jakarta, Selasa, mengatakan kondisi ini membuat sejumlah negara sedang berlomba-lomba untuk mencegah krisis tersebut agar tidak berdampak kepada ekonomi.
"Semua negara saat ini sedang menjaga agar krisis kesehatan dan kemanusiaan ini tidak kelebihan kepada krisis ekonomi," katanya.
Ia memastikan seluruh negara G20 maupun non G20 telah berupaya untuk mencari solusi agar kegiatan ekonomi tidak terdampak sepenuhnya dari wabah corona.
"Ekonomi bisa saja terkontraksi, tapi tidak berarti terjadi krisis, karena peristiwanya hanya one-off," kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.
Menurut dia, kondisi ekonomi mulai terdampak oleh COVID-19, karena berbagai sektor penunjang pertumbuhan seperti investasi dan perdagangan mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan.
Namun, situasi ini berbeda ketika terjadi krisis finansial pada 2008, yang menyebabkan kebangkrutan pada bank maupun lembaga keuangan, karena masalahnya ada di sektor keuangan.
Meski demikian, apabila penanganan COVID-19 ini terlambat, maka dampaknya bisa mempengaruhi kondisi sosial maupun ekonomi di masyarakat.
"Oleh karena itu, reaksi seluruh negara menjadi penting, kalau negara-negara ini tidak bersatu dan saling gontok-gontokan maka suasana akan makin memburuk," ujar Sri Mulyani.
Baca juga: Jokowi minta kepala daerah hitung dampak sosial ekonomi COVID-19
Baca juga: Pemerintah siapkan skenario ringan sedang dan berat dampak COVID-19
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020