Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melalui dinas kesehatan menyiapkan anggaran sekitar Rp3,1 miliar untuk penanganan Covid-19.Intinya dimaksimalkan anggaran tersedia itu, moga saja penyebaran virus Covid-19 ini tidak meluas
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin Machli Riyadi di Banjarmasin, Rabu, menyatakan, anggaran untuk penanganan Covid-19 ini bersumber dari Belanja Tidak Terduga (BTT) sekitar Rp580 juta dan dari perubahan DED (Detail Engineering Design) anggaran sekitar Rp2,6 miliar.
Di mana, lanjutnya, semua anggaran itu digeser untuk upaya penanganan merebaknya virus Covid-19 hingga totalnya Rp3,1 miliar lebih.
Dana tersebut, ungkapnya, akan digunakan diantaranya menambah ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Suriansyah yang merupakan milik pemerintah kota, diresmikan pada 24 September 2019, bertepatan Harjad ke-493 Kota Banjarmasin.
"Karena sesuai perintah pak gubernur dan pak wali kota, semua rumah sakit tanpa kecuali RSUD Sultan Suriansyah yang baru beroperasi harus ada ruang isolasi yang cukup, hingga kita laksanakan itu," ujarnya.
Selain itu, kata Machli Riyadi, anggaran itu akan digunakan untuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi penanganan pasein yang berpotensi atau positif Covid-19.
Kelengkapan APD seperti masker, baju pelindung dan lainnya ini, katanya, sudah dalam proses pemesanan, yakni, dari Jakarta, Surabaya dan Bandung.
"Memang pengadaan APD ini butuh waktu cukup panjang, karena banyak daerah pula yang memerlukan hingga terjadi rebutan, namun yang paling penting itu sementara ini bisa mencukupi bagi tenaga kesehatan, sebab mereka yang terdepan berjuang di sini, hingga keselamatannya diutamakan," ujar Machli Riyadi.
Karena, ucapnya, para dokter dan perawat memiliki kerentanan tinggi terjangkit, baik saat memeriksa pasien yang dalam pengawasan, apalagi yang sudah dinyatakan positif.
Di mana, tuturnya, pasien yang sudah dinyatakan positif itu ada satu orang, dan Pasein Dengan Pengawasan (PDP) yang masuk ruang isolasi sebanyak empat orang, Orang Dengan Pantauan (ODP) sebanyak 54 orang dan Orang Dengan Risiko (ODR) sebanyak 599 orang.
Karena potensi penyebaran virus Covid-19 di daerah ini cukup tinggi, ujar Machli Riyadi, maka pengadaan alat dan cairan untuk penyemprotan disinfektan juga dilaksanakan pada anggaran yang tersedia tadi.
"Intinya dimaksimalkan anggaran tersedia itu, moga saja penyebaran virus Covid-19 ini tidak meluas, hingga tidak ada korban jiwa di daerah kita," tuturnya.
Baca juga: Pemkot Kediri siapkan anggaran Rp20,3 miliar penanganan COVID-19
Baca juga: Tanjungpinang siapkan dua alternatif anggaran penanganan COVID-19
Baca juga: Pemkab Kudus alihkan anggaran Rp12 miliar untuk pencegahan COVID-19
Pewarta: Sukarli
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020