Menurut siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Rabu, Menteri Agama berharap umat Hindu dapat menggali makna terdalam yang diyakini dari peringatan Hari Suci Nyepi dan menjadikannya sebagai sumber inspirasi untuk menata perbuatan, perkataan, dan pikiran menjadi Tri Kaya Parisudha atau tiga perbuatan yang suci dan bersih.
"Dengan menjadi suci dan bersih, semoga umat Hindu mampu mengendalikan dirinya sendiri dan menghindari perbuatan adharma atau sifat kebatilan," katanya.
Menteri Agama menilai, ritual Catur Brata Penyepian yang terdiri atas Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan, dan Amati Lelanguan relevan dengan upaya merawat kemanusiaan pada masa penularan virus corona penyebab COVID-19.
"Mari jadikan Catur Brata Penyepian sebagai momentum memperkuat komitmen kita untuk peduli pada sesama demi merawat kemanusiaan," katanya.
Fachrul menambahkan, semangat kemanusiaan dalam beragama sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di Tanah Air.
Ia mengapresiasi langkah Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dalam melakukan penyesuaian pelaksanaan Tawur Kesanga guna mencegah penyebaran COVID-19. Tawur Kesanga dilakukan dengan melibatkan petugas dalam jumlah terbatas serta menjalankan panduan protokol pencegahan penularan virus corona.
"PHDI juga sudah mengeluarkan imbauan untuk tidak menggelar arak-arakan atau pawai ogoh-ogoh. Ini sangat baik dan patut diapresiasi," kata Purnawirawan Jenderal TNI kelahiran Banda Aceh itu.
Baca juga:
Wapres Ma'ruf Amin: Spirit Nyepi sesuai dengan "social distancing"
Gubernur Bali larang pengarakan ogoh-ogoh
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020