"Dari hasil simulasi bersama Forkompida DKI karena Jakarta paling banyak terpapar virus ini, skenario terburuk bisa mencapai 6.000 sampai 8.000 orang positif," kata Eko Margiyono dalam keterangannya di Graha BNPB, Jakarta, Kamis.
Untuk itu, Eko mengatakan pemerintah telah melakukan berbagai langkah antisipasi seperti menyediakan rumah sakit darurat Wisma Atlet.
"Perlu kami sampaikan bahwa latar belakang didirikan RS ini adalah pemerintah sudah mengantisipasi apabila penyebaran COVID-19 tidak bisa kita bendung maka banyak yang akan terpapar virus ini. Sementara apabila kita mengandalkan RS yang ada jelas tidak akan mungkin," ujarnya.
Baca juga: RS Darurat COVID-19 tidak terima pasien anak di bawah 15 tahun
Baca juga: Pangdam Jaya minta masyarakat tak terpancing hoaks RS darurat corona
Eko menyebut saat ini rumah sakit darurat Wisma Atlet telah mengoperasikan dua tower yang mampu menampung sebanyak 3.000 pasien corona.
"Dari dua tower yg sudah disiapkan ada tower tujuh yang sudah operasional itu mampu menampung 1.700 orang. Sedangkan tower enam 1.300 (orang). Sehingga total 3.000 pasien mampu ditampung di rumah sakit ini," kata dia.
Saat ini, menurut Eko, Rumah Sakit Darurat itu telah merawat 208 pasien corona.
Eko juga mengatakan bahwa rumah sakit darurat itu telah menyiapkan langkah antisipasi jika terjadi lonjakan jumlah pasien yang terjangkit virus corona.
"Kalau skenario bertambah buruk kita bisa gunakan skenario berikutnya, yaitu tower empat dan lima," imbuhnya.
Baca juga: Pemerintah upayakan stabilitas harga bahan pokok saat pandemik corona
Baca juga: RS Darurat COVID-19 terapkan sistem "visit video call"
Baca juga: 170 ribu APD telah didistribusikan untuk penanganan COVID-19
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020