Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Surabaya, M. Fikser, di Surabaya, Kamis, sangat menyayangkan tindakan masyarakat yang hanya sekadar iseng atau main-main dalam menggunakan aplikasi deteksi dini.
Sebab, data informasi yang disampaikan pengguna melalui aplikasi tersebut, menjadi dasar pemerintah dalam mengambil tindakan ke depan.
"Kita sayangkan yang terjadi, karena aplikasi Lawan COVID-19 yang kita buat bukan sekadar aplikasi main-main atau informasi biasa. Tapi ini kita coba memberikan keterangan yang jelas lalu tindakan pemerintah seperti apa," kata Fikser.
Baca juga: Muhammadiyah Surabaya buka posko dan dapur umum lawan COVID-19
Baca juga: PDI Perjuangan: Wali Kota Surabaya cekatan hadapi COVID-19
Baca juga: Laman Lawan COVID-19 diluncurkan di Surabaya
Fikser menjelaskan layanan pada aplikasi tersebut, sebagai upaya deteksi dini COVID-19 dengan melibatkan masyarakat. Karena itu, dalam laman tersebut terdapat disclaimer yang mewajibkan pengguna mengisi formulir dengan benar.
"Di situ, bila kita isi ada disclaimer, minta kepada yang bersangkutan harus jujur dan benar mengisi data-data. Karena data itu rahasia buat dinas kesehatan juga," katanya.
Apalagi, kata Fikser, saat ini situasinya sudah tidak seperti biasa atau dalam keadaan darurat. Untuk itu, pihaknya berharap warga mempunyai kesadaran yang tinggi, jujur dalam mengisi formulir yang tersedia pada aplikasi tersebut karena jawaban yang diisi oleh pengguna aplikasi itu akan diikuti tindakan petugas di lapangan.
"Kalau diisi benar semua sesuai dengan mengarah ke hal tertentu, maka teman-teman dinas kesehatan akan melakukan pengecekan ke rumah, benar tidak apakah ada yang seperti itu. Namun, ternyata ada yang hanya sekadar main-mainan, ini sangat disayangkan," katanya.
Untuk itu, pria kelahiran Serui Papua ini kembali menegaskan bahwa dalam kondisi seperti ini, jangan malah membuat informasi yang tidak benar. Apalagi, saat ini jumlah petugas kesehatan juga terbatas. Sebab mereka juga harus membagi waktu untuk merawat yang lain.
"Ternyata ada yang hanya sekadar main-main, ini sangat disayangkan. Dan isinya memang ada yang ayu ting-ting (alamat palsu) atau hanya main-main, hanya ingin tahu pemerintah serius atau tidak," kata Fikser.
Namun begitu, Fikser juga berharap ketika seseorang melakukan mengunggah sesuatu di media sosial atau internet terkait dengan kebijakan pemerintah, sebaiknya tidak main-main dengan informasi yang dia sampaikan.
"Jadi ini jangan dijadikan permainan, kasihan sekali karena teman-teman puskesmas harus turun ke lapangan untuk mengecek ternyata hanya sekadar iseng," ujarnya.
Untuk itu, pria yang pernah menjabat Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya ini menyatakan, ke depan bakal mengambil langkah tegas bagi mereka yang sekadar iseng atau menyampaikan informasi palsu dalam laman aplikasi deteksi dini tersebut.
Tindakan tegas tersebut, sebagai langkah untuk menekan informasi hoaks agar tidak beredar luas di masyarakat.
"Ini kita lagi rekap apa saja yang lapor, kita akan konsultasikan dengan Bagian Hukum, kita akan ambil langkah-langkah seperti apa yang begini-begini," katanya.
Kendati demikian, dia kembali mengimbau masyarakat agar bijak dalam menggunakan layanan aplikasi deteksi dini itu. Jika informasi yang disampaikan benar, pihaknya memastikan segera menindaklanjuti laporan tersebut.
"Kalau memang benar pasti kita tindaklanjuti. Buktinya teman-teman kecamatan, puskesmas itu datang. Namun ternyata jawabannya bermacam-macam," katanya.*
Baca juga: Cara Risma lawan COVID-19 di Surabaya
Baca juga: Wali Kota Surabaya siapkan software lawan COVID-19
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020