Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Teluk Melano Hazbullah dalam keterangan tertulis yang diterima di Pontianak, Jumat, mengatakan dua orangutan jantan dan satu orangutan betina itu dipindahkan ke area Bukit Kubang di wilayah Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung Palung.
"Penyelamatan dan translokasi dilakukan mengingat tidak ada lagi kawasan hutan di sekitarnya yang dapat menjadi habitat untuk bertahan hidup bagi ketiga orangutan tersebut," katanya.
Direktur Program Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia Karmele L Sanchez mengatakan bahwa kebakaran hutan telah menjadi ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup orangutan.
"Hilangnya hutan dengan skala sebesar ini membuat tidak ada lagi ruang bagi orangutan untuk bertahan hidup. Penyelamatan selalu merupakan pilihan terakhir," katanya.
Dia menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam upaya melindungi habitat orangutan dari kebakaran.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Barat Sadtata Noor menyatakan bahwa pemerintah menjalin kemitraan untuk menjalankan upaya meminimalkan risiko kebakaran hutan dan lahan di habitat orangutan.
"Sudah saatnya pemerintah bersama para mitra melakukan langkah nyata. Kebijakan menyeluruh, penyadartahuan dan solusi inovatif harus dimulai sekarang," katanya.
Menurut dia, kemitraan antara lain dibangun dalam menjalankan program Desa Mandiri Menuju Langit Biru di Bumi Khatulistiwa yang digagas oleh Kodam VII/Tanjungpura.
"Program ini menargetkan Kalbar zero (nol) asap dengan cara mitigasi sejak dini mulai dari tahapan sosialisasi maupun pembentukan relawan di tingkat desa. Semoga dengan adanya program ini kelestarian orangutan di Kalimantan turut terjaga," katanya.
Baca juga:
Cegah COVID-19, BOSF tutup sementara fasilitas rehabilitasi orangutan
Peneliti: kondisi populasi orangutan Kalimantan kritis
Pewarta: Andilala
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2020