Undang-undang darurat Kanada tentang krisis virus corona memberi menteri kesehatan wewenang untuk menghindari hukum paten dan memastikan pasokan medis, obat-obatan atau vaksin dapat diproduksi secara lokal.Ketentuan ini akan membantu memastikan bahwa keberadaan paten yang mencakup vaksin atau perawatan yang ada atau baru bukanlah penghalang untuk mengamankan pasokan yang diperlukan ketika persediaan itu tidak dapat dipenuhi oleh pemegang paten
Langkah-langkah itu dapat digunakan jika permintaan melebihi pasokan atau ketika pemegang paten tidak dapat memproduksi untuk Kanada, kata Lembaga Inovasi, Ilmu Pengetahuan dan Pengembangan Ekonomi Kanada dalam sebuah pernyataan pada Kamis.
Pemegang paten akan menerima "remunerasi yang memadai."
"Ketentuan ini akan membantu memastikan bahwa keberadaan paten yang mencakup vaksin atau perawatan yang ada atau baru bukanlah penghalang untuk mengamankan pasokan yang diperlukan ketika persediaan itu tidak dapat dipenuhi oleh pemegang paten," kata kementerian.
Kementerian mengatakan ketentuan baru tersebut berlaku sama untuk semua penemuan yang dipatenkan. Aturan itu akan kedaluwarsa pada 30 September 2020.
Ventilator dapat menjadi target pertama undang-undang itu, kata konsultasi farmasi PDCI Market Access dalam sebuah catatan kepada klien. "Otorisasi tidak disebut sebagai lisensi wajib dalam undang-undang, bagaimanapun, itulah dampaknya," kata catatan itu.
Kelompok lobi farmasi utama Kanada, Innovative Medicines Canada, mengatakan prihatin bahwa undang-undang tersebut tidak mengharuskan pemerintah untuk memeriksa dengan produsen asli untuk melihat apa yang dapat disediakan sebelum mengizinkan orang lain untuk turun tangan.
RUU itu, yang disahkan pada Rabu, mempercepat proses yang sudah mungkin selama keadaan darurat kesehatan masyarakat, kata Richard Gold, seorang ahli hukum farmasi di Universitas McGill.
"Undang-undang ini memperjelas bahwa perusahaan yang berusaha menaikkan harga atau menegaskan paten selama krisis akan diabaikan," dan paten mereka dipasok oleh perusahaan lain, katanya.
Pada 19 Maret, Israel menyetujui versi generik dari KalV anti-virus AbbVie Inc. sebagai pengobatan yang mungkin untuk COVID-19, meskipun paten perusahaan tidak kedaluwarsa di Israel hingga 2024. Satu studi baru-baru ini menemukan obat itu tidak efektif
Sumber: Reuters
Baca juga: Inggris gunakan pemadam kebakaran untuk kumpulkan jenazah wabah corona
Baca juga: DKI: Kolaborasi kunci penanganan pandemi COVID-19
Pewarta: Gusti Nur Cahya Aryani
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020