"Sebaiknya tidak diberi gawai, tapi jika memang tidak diberi gawai mereka juga jangan disuruh hanya diam saja," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Saat anak-anak belajar di rumah karena adanya kebijakan pemerintah mengantisipasi penyebaran virus corona, maka peran orang tua diminta lebih untuk berkreativitas.
Baca juga: Psikolog: Jangan jadikan isolasi mandiri sebagai beban
Sebagai contoh, orang tua bisa mengajak anak melakukan piknik di dalam rumah. Dengan demikian, daya kreativitas mereka lebih terasah jika dibandingkan pemberian gawai.
Namun, ia mengingatkan orang tua juga tidak boleh asal melarang anaknya bermain gawai tanpa adanya alternatif permainan lain. Sebab, hal itu bisa membuat anak minim kreativitas selama di rumah.
Secara umum, ia menilai alasan orang tua memberikan gawai pada anak ialah karena malas. Mereka beranggapan anak akan diam saat sudah diberikan gawai untuk bermain.
"Mereka merasa anak yang sudah diberi gadget akan diam," katanya.
Baca juga: Psikolog: Pembatasan sosial ubah perilaku sosial dengan adaptasi cepat
Padahal, salah satu dampak buruk dari penggunaan gawai secara berlebihan pada anak ialah bisa mengakibatkan kecanduan. Jika hal tersebut terjadi, maka orang tua juga yang akan repot, ujarnya.
"Jadi yang harus dilakukan sebetulnya tidak kemudian memberikan gadget tapi memberikan hal-hal yang lain," katanya.
Sebelumnya, sejumlah daerah di Tanah Air telah mengambil kebijakan untuk meliburkan anak didik dari proses belajar mengajar di sekolah guna mengantisipasi penyebaran virus corona penyebab COVID-19.
Baca juga: Psikolog: Perbanyak aktivitas guna kurangi stres saat swa-isolasi
Baca juga: Psikolog: Olahraga ringan sendiri di rumah tingkatkan kekebalan tubuh
Baca juga: Psikolog: Dampingi anak untuk belajar di rumah
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020