Koordinator Wilayah Timur 1 Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), April Wahyu Widarti mengatakan, usaha ritel terus berjalan di tengah masa darurat COVID-19, namun tetap dengan mengikuti instruksi pemerintah.Saat ini semua sedang dilanda keresahan dan was was. Namun, hal itu jangan sampai ketika belanja, customer merasa kecewa lagi, tentunya mereka paham dan tahu mana end user mana yang spekulan,
"Berkaitan dengan tanggap darurat corona ini Aprindo sudah mengimbau semua anggota untuk melakukan tindakan perlindungan kepada karyawan dan customer," kata April dikonfirmasi melalui pesan singkatnya, Jumat.
Kepada wartawan ia mengakui, kalangan pengusaha terus merasa was-was dengan kondisi darurat COVID-19, namun demikian dirinya meminta keresahan tersebut tidak sampai kepada pelanggan ketika berbelanja.
"Saat ini semua sedang dilanda keresahan dan was was. Namun, hal itu jangan sampai ketika belanja, customer merasa kecewa lagi, tentunya mereka paham dan tahu mana end user mana yang spekulan," katanya.
Baca juga: Mendag: pembatasan pembelian bahan pokok untuk mencegah spekulan
Ia mengatakan, saat ini yang sedang dilakukan pengusaha sambil menjalankan usahanya adalah memperhatikan setiap karyawan dan pembeli dengan melakukan pengecekan suhu kepada setiap tamu yang masuk lewat pintu.
Selain itu, menyediakan tempat cuci tangan dengan perlengkapan sabun cuci dan air mengalir, serta melakukan sanitasi rutin di semua peralatan kerja dan semua property karyawan, seperti laci, loker, mushala serta mandi.
"Kami juga menyarankan agar memberikan vitamin kepada karyawan, dan mengatur jam istirahat agar tidak terjadi penumpukan di kantin, serta mengatur jarak di mushala dan tempat duduk kantin dengan melengkapi cairan pembersih tangan," tuturnya.
Baca juga: Ritel juga minta guyuran kebijakan fiskal atasi dampak COVID-19
Sementara itu, April mengakui beberapa permintaan konsumen terhadap barang terjadi banyak kendala karena stok produk yang kosong, namun Aprindo berusaha melakukan maksimal dalam penyediaan.
"Seperti bahan pokok yang saat ini stoknya masih ada, namun beberapa memang ada yang kosong, seperti gula pasir. Hal ini selalu terjadi menjelang Ramadhan dan Lebaran, ditambah pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah," katanya.
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020