Nelayan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara tetap melaut meski kondisi perikanan di daerah tersebut tengah lesu akibat pandemi virus corona baru (COVID-19).Tapi sampai sekarang kami belum ada pemberitahuan kalau pabrik tutup penerimaan
"Dari pantauan kami di tiga kecamatan yang berada di kawasan pesisir, para nelayan tetap melaut," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Minahasa Tenggara Vecky Monigir di Ratahan, Sabtu (28/3).
Dia mengungkapkan para nelayan memilih tetap melaut dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Dalam kondisi ini mereka harus tetap melaut. Karena untuk pemenuhan kebutuhan," katanya.
Vecky menyebutkan ketersediaan ikan hasil tangkap nelayan setempat hingga saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan konsumsi warga di Minahasa Tenggara.
"Hasil tangkapan dengan kebutuhan masyarakat, masih sangat mencukupi untuk dikonsumsi beberapa waktu ke depan," katanya.
Baca juga: Lindungi nelayan, KKP kampanyekan "physical distancing" di pesisir
Penjualan ikan ke luar Minahasa Tenggara, kata dia, mulai terdampak pandemi COVID-19, karena kebijakan pembatasan hari pasar di sejumlah daerah.
Seorang pengusaha perikanan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Amar Kosoloi, mengaku tetap mengoperasikan sejumlah kapalnya untuk menangkap ikan.
"Kami saat ini tetap melaut saja, karena juga pabrik dan eksportir memang jalan terakhir kami, kalau pun sudah ditutup maka kami tidak melaut lagi. Tapi sampai sekarang kami belum ada pemberitahuan kalau pabrik tutup penerimaan," katanya.
Dia mengakui dampak penyebaran COVID-19 mulai adanya penurunan harga serta permintaan ikan dari pihak pabrikan dan eksportir.
Baca juga: KKP gelar bulan bakti peduli nelayan tanggulangi COVID-19
Baca juga: Pemerintah perlu jaga dampak COVID-19 terhadap ekonomi nelayan
Pewarta: Nancy Lynda Tigauw
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020