"Untuk periode mudik, data internal kami menunjukkan bahwa terdapat 12 persen permintaan refund untuk tiket penerbangan pada periode keberangkatan mudik," kata Chief Marketing Officer Traveloka, Dionisius Nathaniel, kepada ANTARA lewat pesan elektronik.
Dionisius menambahkan pemesanan tiket untuk mudik tahun ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Sejak Februari 2020, biro perjalanan itu mendapat permintaan untuk refund dan reschedule tiket pesawat serta hotel yang meningkat hingga 10 kali lipat dibandingkan situasi normal.
Baca juga: COVID-19, Airbnb bayar Rp4 triliun untuk tuan rumah korban pembatalan
Baca juga: Penuh harapan, siasat biro perjalanan di tengah krisis virus corona
Ribuan permintaan bantuan dari pengguna di berbagai negara diterima oleh tim layanan konsumen melalui berbagai media, mulai dari telepon, surel hingga aplikasi.
Krisis COVID-19 membuat Traveloka memperkuat layanan konsumen sehingga lebih memudahkan pengguna memenuhi kebutuhannya.
Sosialisasi mengenai COVID-19 dan pencegahan penularan juga dicantumkan di kanal media sosial dan aplikasi agar pengguna bisa lebih waspada dan bisa merencanakan perjalanan mendatang dengan baik.
Belum ada perkiraan kapan industri wisata bisa kembali berjalan normal. Dionisius mengatakan Traveloka saat ini lebih fokus dalam memastikan kesehatan dan keamanan pengguna.
"Kami mengimbau para pengguna untuk merencanakan perjalanannya dengan baik dan mengikuti informasi serta perkembangan terbaru yang diumumkan oleh pemerintah dan juga lembaga kesehatan nasional maupun internasional."
Baca juga: Tren pembatalan perjalanan melonjak tajam di Traveloka
Baca juga: Traveloka gandeng BNI perluas akses PayLater
Baca juga: Tren wisata hingga kuliner tahun 2019 di platform Traveloka
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020