Pengendalian pandemi akan memungkinkan pemulihan berkelanjutan di wilayah tersebut, meskipun risiko dari tekanan pasar keuangan akan tetap tinggi
Pandemi virus corona diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan di negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik serta China, Bank Dunia mengatakan dalam pembaruan ekonomi pada hari Senin.
Bank Dunia mengatakan ramalan yang tepat atas pertumbuhan sulit, mengingat situasi yang berubah dengan cepat.
Pertumbuhan di negara-negara berkembang di kawasan melambat menjadi 2,1 persen pada tahun 2020, dan -0,5 persen dalam skenario kasus yang lebih rendah, dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan 5,8 persen pada 2019.
Di China, tempat asal wabah virus corona yang mulai terjadi pada akhir Desember, pertumbuhan negara itu diproyeksikan melambat menjadi 2,3 persen dalam skenario garis dasar, atau serendah 0,1 persen dalam skenario kasus rendah, dibandingkan dengan pertumbuhan 6,1 persen pada 2019.
Negara-negara di kawasan itu menghadapi kombinasi yang tidak biasa dari "peristiwa yang saling mengganggu dan saling menguatkan," kata laporan itu. "perlambatan ekonomi yang signifikan tampaknya tidak dapat dihindari di semua negara."
Baca juga: Bank Dunia rekomendasikan 6 langkah atasi dampak ekonomi akibat Corona
Baca juga: Bank Dunia desak G20 tidak batasi ekspor untuk pasokan pandemi
Negara-negara di kawasan tersebut juga harus berinvestasi dalam kapasitas perawatan kesehatan dan mengambil langkah-langkah fiskal yang ditargetkan, seperti memberikan subsidi untuk pasien yang sakit dan perawatan kesehatan, untuk mengurangi beberapa dampak langsung dari pandemi, kata Bank Dunia.
"Pengendalian pandemi akan memungkinkan pemulihan berkelanjutan di wilayah tersebut, meskipun risiko dari tekanan pasar keuangan akan tetap tinggi," katanya.
Goncangan finansial dari pandemi itu juga diperkirakan akan berdampak serius pada kemiskinan, yaitu golongan masyarakat yang berpendapatan 5,50 dolar sehari, kata Bank Dunia.
Karena pandemi virus corona, sekitar 24 juta orang yang keluar dari garis kemiskinan di kawasan itu pada 2020.
Jika situasi ekonomi semakin memburuk, kemiskinan dapat meningkat sekitar 11 juta orang.
Proyeksi sebelumnya memperkirakan sekitar 35 juta orang akan keluar dari garis kemiskinan di kawasan itu pada 2020, termasuk lebih dari 25 juta di China saja, kata Bank Dunia.
Selain langkah-langkah fiskal yang ditargetkan, negara-negara harus melihat kerja sama internasional yang lebih dalam dan kemitraan publik-swasta untuk meningkatkan produksi, pasokan dan layanan medis utama, serta memastikan stabilitas keuangan setelah krisis, katanya. .
Negara-negara juga harus mengurangi kredit untuk membantu rumah tangga memperlancar konsumsinya dan membantu perusahaan bertahan dari guncangan langsung akibat wabah virus corona.
"Kabar baiknya adalah bahwa kawasan ini memiliki kekuatan yang dapat dibuka, tetapi negara-negara harus bertindak cepat dan pada skala yang sebelumnya tidak terbayangkan," kata Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik.
Sumber : Reuters
Baca juga: Bank Dunia, ADB tawarkan bantuan ke Indonesia tangani COVID-19
Baca juga: IMF, Bank Dunia sediakan pembiayaan darurat miliaran dolar atasi Covid
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020