Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengusulkan agar pemerintah memberikan bantuan khusus kepada buruh tani, perkebunan dan nelayan, karena mereka terdampak secara ekonomi atas pandemik COVID-19.Mereka orang-orang yang terdampak secara ekonomi atas wabah virus Corona. Tapi mereka tetap berproduksi di saat situasi genting seperti saat ini
"Mereka orang-orang yang terdampak secara ekonomi atas wabah virus Corona. Tapi mereka tetap berproduksi di saat situasi genting seperti saat ini," katanya, melalui sambungan telepon, di Karawang, Jabar, Selasa.
Ia mengatakan, sektor jasa dan industri bisa terhenti akibat virus Corona. Tetapi petani dan nelayan bisa tetap produktif.
Baca juga: Kemenperin fokus genjot produktivitas industri APD nasional
"Buruh tani, buruh perkebunan dan nelayan itu harapan kita semua. Dalam keseharian, mereka pun sudah terbiasa melakukan social distancing. Jadi pemerintah harus memberikan bantuan khusus untuk mereka agar tetap produktif," kata dia.
Menurut Dedi, Komisi IV DPR RI dalam rapat kerja secara virtual dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Perikanan dan Kelautan, serta Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyepakati untuk melakukan realokasi anggaran.
Artinya, dana rutin di masing-masing kementerian itu seperti dana perjalanan dinas, seminar, ongkos kantor, dan lainnya disisihkan dan dialokasikan menjadi dana bantuan untuk meningkatkan produktivitas petani dan nelayan.
Sedangkan alokasi dana untuk kegiatan tahun depan, bisa digeser untuk menangani wabah virus Corona.
Baca juga: Pesan Menko PMK bagi pekerja migran: Bila tak perlu, jangan pulang
"Teknisnya petani bisa mendapatkan stimulus benih gratis. Buruh tani juga diberi beras. Sementara nelayan bisa mendapatkan beras gratis, jadi produktivitasnya tetap terjaga," ujar Dedi.
Jadi selain mendapatkan upah dari pemilik sawah, buruh tani pun mendapatkan beras dari pemerintah. Sehingga produktivitas meningkat dan kebutuhan pangan dalam negeri tetap terjaga.
Baca juga: Menko PMK jelaskan mekanisme TKI dari Malaysia pulang ke Indonesia
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020