• Beranda
  • Berita
  • Psikolog RSUP Sanglah buka konseling kesehatan mental saat COVID-19

Psikolog RSUP Sanglah buka konseling kesehatan mental saat COVID-19

31 Maret 2020 17:55 WIB
Psikolog RSUP Sanglah buka konseling kesehatan mental saat COVID-19
Warga melakukan olahraga di atap rumah saat penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut di Mexico City, Meksiko, Jumat (27/3/2020). REUTERS/Gustavo Graf/ama/cfo (REUTERS/GUSTAVO GRAF)

Banyak yang konsultasi tentang kondisi kecemasannya terhadap COVID-19

Bagian Psikologi di RSUP Sanglah membuka layanan konseling bagi masyarakat tentang kesehatan mental di saat menghadapi pandemi penyakit virus corona (COVID-19) yang belum berakhir.

"Banyak yang konsultasi tentang kondisi kecemasannya terhadap COVID-19 ini. RSUP Sanglah membuka layanan konsultasi via whatsapp (WA). Masyarakat yang memiliki keluhan psikis seperti cemas dan lain sebagainya bisa menghubungi bagian psikologi RSUP Sanglah via percakapan WA," kata Staf Sub Bagian Psikologi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Sanglah Denpasar, Lyly Puspa Palupi S., Psi usai dihubungi melalui telepon di Denpasar, Selasa.

Ia mengatakan bahwa faktor dari banyaknya mengakses informasi-informasi dengan konten negatif seputar kondisi pandemi COVID-19 bisa memicu kecemasan individu. Apalagi banyak juga berita hoaks yang muncul di media sosial. Oleh karena itu, perlu sebaiknya selektif dan bijak dalam membaca informasi-informasi tersebut.

Selama satu hari, kata dia rata-rata ada 10 orang yang menghubungi untuk melakukan konsultasi via WA. Sedangkan untuk jumlah psikolog yang siaga di RSUP Sanglah ada dua orang.

Baca juga: Menkes sebut kecemasan bisa pengaruhi imunitas tubuh

Ia mengatakan bahwa tidak ada batasan jumlah pasien untuk konseling, hanya saja dibatasi waktunya sampai pukul 19.00 Wita setiap hari nya.

"Kondisi seperti ini bisa dipahami sebagai reaksi psikis yang menyertai munculnya wabah, dan sejauh ini, paling tidak sampai saat ini kasus yang ditangani masih dalam kategori kecemasan yang ringan - sedang, belum sampai mengganggu aktivitas masyarakat dan masih bisa didampingi lewat konsultasi seperti yang kami lakukan sekarang ini," jelasnya.

Adapun keluhan yang diterima biasanya dengan gejala sakit seperti batuk, flu, jantung berdebar, kadang badan terasa agak demam tetapi tidak menetap dialami. Kondisi itu, kata Lyly terkadang muncul dan biasanya muncul saat timbul rasa khawatir berkaitan dengan COVID-19. Selain itu, ada juga yang berkeinginan pergi ke dokter tapi takut tertular, dan lain sebagainya.

Untuk rentang usianya juga beragam mulai dari remaja belasan tahun yang melakukan konseling.

"Untuk di Bali sendiri organisasi profesi Psikolog Klinis (IPK Indonesia) wilayah Bali juga mengadakan layanan konseling via WA untuk masyarakat. Selain sosialisasi di media sosial tentang pentingnya menjaga kesehatan mental di saat pandemi ini," katanya.

Dalam waktu dekat dari Satgas Psikolog Klinis wilayah Bali yang juga akan melakukan konseling via WA. Untuk teknisnya, Kata dia kemungkinan akan dibatasi supaya bisa melayani masyarakat yang konseling dengan optimal.

Baca juga: Psikolog: Berfikir sehat dan hindari kecemasan berandil melawan corona
 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020