Untuk pertama kalinya data tersebut diungkapkan oleh Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Selasa (31/3), setelah mendapatkan desakan dari masyarakat agar lembaga tertinggi kesehatan itu transparan tentang data orang tanpa gejala.
Persoalan tersebut merupakan salah satu risiko dalam memerangi pandemi, terutama terkait kekhawatiran yang makin meningkat dalam penyebaran virus misterius tersebut.
Sebelumnya, pemerintah China tidak mempublikasikan jumlah mereka, demikian Caixin Global.
NHC berjanji akan mencantumkan data tanpa gejala tersebut dalam laporan harian epidemi.
Sementara itu dalam keterangan tertulis Perdana Menteri China Li Keqiang yang diterima ANTARA, Rabu, menekankan pentingnya upaya pengendalian virus lebih ketat lagi meskipun jumlah gejala infeksi berhasil dikendalikan.
Di China, beberapa orang yang tidak memiliki gejala klinis COVID-19 namun hasilnya ternyata positif, umumnya dikarantina di pusat isolasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Mereka dirawat dan dikategorikan dalam kasus positif jika mengalami gejala COVID-19 selama menjalani karantina.
Baca juga: Kemarin, pembatasan sosial berskala besar hingga penundaan Pilkada
Baca juga: Mantan kapten tim Davis AS positif terinfeksi corona
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020