Hal itu dikemukakan dr Khalid di Makassar, Kamis, menanggapi upaya mempercepat deteksi penyebaran COVID-19.
Selain RS Regional Wahidin yang sudah dapat melakukan uji laboratoium tanpa perlu lagi mengirim sampel swab ke Jakarta, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Dinas Kesehatan Sulsel juga dapat melakukan uji laboratoirum untuk mengetahui seseorang terjangkit virus corona jenis baru atau tidak.
Baca juga: RSWS : Pasien rujukan RSUD Gowa negatif COVID-19
Baca juga: Warga Sulsel diimbau tidak panik soal virus COVID-19
Khusus pengujian sampel swab di BBLK Dinkes Sulsel dari data Dinkes Sulsel diketahui, rata-rata 69 - 70 sampel swab per hari.
Sementara mengenai penanganan COVID-19, Khalid mengatakan pihaknya sudah menyusun perencanaan kontingensi untuk pengembangan ruang isolasi dalam mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19.
"Kami sudah siapkan gedung Infection Center yang terdiri dari tiga lantai yang digunakan jika terjadi peningkatan jumlah pasien terindikasi terinfeksi, termasuk jika ada pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19," ujarnya.
Gedung Infection Center memiliki 108 tempat tidur dalam kondisi terisi penuh. Namun, untuk pasien yang perlu isolasi berarti satu kamar per pasien.
"Namun dalam kondisi terdesak, akan digabung sesuai pengelompokan kasusnya," katanya.
Khalid juga menyiapkan RS tenda di lapangan, jika terjadi kasus membludak dan membutuhkan perawatan yang cepat.*
Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020