"Kesepakatan ini terjalin lewat rapat koordinasi kami dengan manajemen AHA Center melalui video conference," kata Wali Kota Palu Hidayat melalui keterangan tertulisnya, di Palu, Kamis.
Rapat koordinasi menggunakan media dalam jaringan (daring) mempertimbangkan kondisi pandemi wabah virus corona penyebab COVID-19 yang melanda Tanah Air saat ini.
Wali kota menjelaskan, hunian tetap yang dibangun di lokasi relokasi Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore merupakan bantuan dari Filipina dan rakyat Brunei Darussalam melalui AHA Center sebanyak 75 unit.
Baca juga: Pemkot Palu upayakan 1.000 huntap Tondo bisa ditempati April 2020
Pembangunan 75 hunian untuk korban bencana Palu dimulai pada Agustus 2019 ditandai dengan peletakan batu pertama yang dihadiri Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal.
Atas kesepakatan itu, katanya, Pemerintah Kota Palu akan mengambil langkah-langkah sematang mungkin agar masyarakat yang terdampak bencana 28 September 2018 lalu bisa secepatnya menempati hunian yang difasilitasi AHA Center.
"Dalam waktu dekat kami akan bahas kembali di internal. Harapan kami sebelum puasa warga penyintas sudah bisa menempati huntap seperti arahan Presiden Joko Widodo," ujar Hidayat.
Berdasarkan hasil koordinasi, maka Pemkot Palu selanjutnya akan mempersiapkan sejumlah mekanisme untuk warga penyintas mengisi hunian yang sudah disiapkan, termasuk berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai tindak lanjut kesiapan sejumlah sarana infrastruktur pendukung seperti jalan, drainase maupun air bersih.
Baca juga: Arkom bangun huntap penyintas bencana Palu yang direlokasi mandiri
"Setelah penandatanganan dokumen oleh AHA Center dan Pemkot Palu diterbitkan kami upayakan penyerahan secepat mungkin dilaksanakan mengingat Bulan Suci Ramadhan sudah semakin dekat," kata wali kota menambahkan.
Direktur Eksekutif AHA Centre Adelina Kamal memaparkan, pada dasarnya pihakhnya menyerahkan huntap tersebut kepada Pemkot Palu untuk selanjutnya diteruskan kepada korban gempa, tsunami dan likuefaksi di kota itu sebagai tempat tinggal permanen mereka.
Sambil menunggu seremoni peresmian dijadwalkan kembali sampai situasi secara nasional benar-benar sudah kondusif dari wabah COVID-19, AHA Center memberikan kewenangan sepenuhnya kepada Pemkot Palu untuk mengatur mekanisme penempatan warga penyintas menempati hunian tersebut.
"Jika situasi sudah memungkinkan, kita akan buat satu rangkaian kegiatan peresmian supaya negara pemberi donasi bisa hadir melihat langsung hasil bantuan mereka," demikian Adelina.
Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020