"Yang masuk itu masing-masing 6.051 lewat jalur udara dan 18.565 orang lewat jalur darat. Semua yang dilaporkan masuk ke Sumbar ini sudah dicatat dan didata oleh petugas. Datanya disampaikan ke kabupaten/kota tujuan," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di Padang, Ahad.
Ia mengatakan hari ini juga tercatat ada enam penerbangan yang akan turun di Bandar Internasional Minangkabau (BIM).
Jumlah penumpangnya diperkirakan cukup banyak karena pesawat yang dioperasionalkan adalah jenis airbus yang bisa membawa 400 orang.
Baca juga: 656 pelaku perjalanan masuk ke Limapuluh Kota dalam sehari, sebut BPBD
Baca juga: Gubernur Sumbar imbau perantau tidak pulang kampung dulu
Menurutnya petugas yang berada di perbatasan atau bandara adalah ujung tombak untuk melacak orang-orang yang berasal dari daerah pandemi, apalagi jika memiliki gejala seperti demam.
"Jika data dari ujung tombak ini tidak tepat, atau malah tidak dilaporkan, maka akan sulit memastikan masyarakat yang datang ini bisa menaati protokol kesehatan yang ditetapkan seperti isolasi mandiri selama 14 hari.
Ia mengakui ada temuan petugas di perbatasan yang tidak mengisi data seperti yang diharapkan bahkan tidak memberikan laporan. Hal itu sudah disampaikan dan diharapkan tidak terjadi lagi.
Kendala yang dihadapi di perbatasan adalah tidak adanya sinyal sehingga proses pelaporan terganggu.
Sementara itu Pemprov Sumbar bersama pemerintah daerah yang lain terus memaksimalkan fasilitas untuk perawatan pasien ODP atau PDP diduga COVID-19.
Saat ini selain RSUP M.Djamil Padang dan RS Achmad Muctar Bukittinggi, juga disiapkan RSUD Padang dan RSUD Pariaman. Setelah itu juga sedang dipersiapkan RS Unand.*
Baca juga: Polda Sumbar: 26 siswa Setukpa jalani karantina dalam kondisi sehat
Baca juga: Sosialisasikan COVID-19, kepala kampung malah dianiaya
Baca juga: Polda Sumbar instruksikan personel bubarkan massa dengan humanis
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020