Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 meminta masyarakat untuk mewaspadai juga penyakit demam berdarah dengue (DBD) di tengah pandemi virus corona jenis baru karena saat ini merupakan periode musim pancaroba.
“Ini periode musim pancaroba yang secara klasik akan disertai dengan munculnya kasus demam berdarah yang cukup banyak,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat waspadai koinfeksi COVID-19 dan DBD
Yuri mendorong masyarakat meningkatkan kewaspadaan karena dua penyakit tersebut memiliki tingkat kerawanan dan angka kematian cukup tinggi yang terjadi pada periode yang bersamaan
Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk bersama-sama menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan di antaranya dengan memberantas sarang nyamuk.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kementerian Kesehatan Nadia Siti Tarmidzi mengatakan Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang memiliki kasus DBD tertinggi dan masuk zona merah.
Baca juga: Kemenkes ingatkan warga tidak terlambat ke RS bila alami gejala DBD
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga 4 April 2020, kasus DBD di Jawa Barat mencapai 5.894 kasus, diikuti NTT sebanyak 4.493 kasus, kemudian Lampung 3.682 kasus, Jawa Timur 3.045 kasus dan Bali sebanyak 2.173 kasus.
Sedangkan, DBD telah merenggut nyawa sebanyak 254 orang di seluruh Indonesia.
Angka kematian tertinggi akibat DBD terjadi di NTT yakni 48 jiwa, kemudian di Jawa Barat sebanyak 30 jiwa, disusul Jawa Timur 24 jiwa, Jawa Tengah dan Lampung masing-masing 16 jiwa.
Sejak Januari hingga 4 April 2020, tercatat total kasus DBD di seluruh Indonesia mencapai 39.876 kasus.
Baca juga: Kemenkes ingatkan masyarakat tren DBD terus bertambah
Baca juga: Waspada DBD, 254 jiwa meninggal dunia di tengah pandemi COVID-19
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2020