Menurut data yang dikumpulkan Financial Times, dikutip dari The Verge, Sabtu, lebih dari 50 fasilitas yang dimiliki Amazon di AS telah mengkonfirmasi kasus, beberapa di antaranya virus corona.
Dalam pengumuman upaya pembangunan laboratorium tersebut, Amazon mengatakan bahwa kurangnya kapasitas pengujian menjadi kendala untuk memastikan setiap orang tetap aman, dan membuat ekonomi kembali bangkit dan berjalan.
Baca juga: Belanja online membludak, Amazon akan tambah pekerja
Baca juga: Apple, Google, Amazon blokir aplikasi tidak resmi tentang virus corona
"Mereka yang hasil tesnya positif dapat dikarantina dan dirawat, dan semua orang yang tes negatif bisa masuk kembali ke perekonomian dengan percaya diri. Sayangnya, sekarang pengujian COVID-19 langka dan dibatasi secara ketat," kata Amazon.
Amazon sedang merelokasi para ahli yang dimiliki untuk membangun laboratorium, dan berharap dapat segera memulai pengujian.
"Sebuah tim dari Amazon dengan beragam keterampilan -- mulai dari ilmuwan penelitian dan manajer program hingga spesialis pengadaan dan insinyur perangkat lunak -- telah beralih dari pekerjaan normal sehari-hari mereka ke tim khusus untuk mengerjakan inisiatif ini," kata Amazon.
"Kami telah mulai merakit peralatan yang kami butuhkan untuk membangun lab pertama kami, dan berharap dapat segera mulai menguji sejumlah karyawan kami yang berada di lini depan," Amazon menambahkan.
Amazon tetap buka selama pandemi, yang membuat banyak orang dapat dengan mudah mengikuti anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah. Namun, hal itu membuat ratusan ribu pekerja gudang dan pengirim barang berada berpotensi lebih besar untuk terkena virus tersebut.
Untuk memenuhi permintaan yang meningkat, pada bulan Maret, Amazon mengumumkan rencana untuk menaikkan gaji dan mempekerjakan 100.000 pekerja tambahan.
Perusahaan tersebut juga telah mendistribusikan masker, melakukan pemeriksaan suhu karyawan, dan menyemprot desinfektan di tempat kerja. Namun, karyawan mengatakan itu saja tidak cukup.
Belum lama ini Amazon merilis video yang menunjukkan bos Amazon, Jeff Bezos, berkeliling pusat gudang Amazon dan Whole Foods, untuk menyapa dan memberi semangat para pekerja.
Meskipun laboratorium tersebut bertujuan untuk menguji semua karyawan, Amazon mengakui hal itu mungkin tidak terjadi. "Kami tidak yakin seberapa jauh yang dapat kami capai dalam jangka waktu yang relevan, tetapi kami berpikir ini layak dicoba," kata Amazon.
Baca juga: Amazon buat "platform streaming game" saingan Google Stadia
Baca juga: Amazon akan setop sejumlah pengiriman ke Italia dan Perancis
Baca juga: Menteri: Tekanan terhadap staf Amazon di Prancis tidak bisa diterima
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2020