"Sejak diumumkannya kasus positif COVID-19 pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020, data genom dan data terkait penanganan pasien belum bisa diakses atau belum dipublikasikan," ujar Anggota IYSF, Dr Berry Juliandi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Ilmuwan Muda Indonesia tak ingin sains dianaktirikan
Baca juga: Ilmuwan muda Indonesia adu kemampuan di ajang dunia
Saat ini, terdapat empat sampel virus yang telah dikumpulkan oleh Litbangkes dan disebut di China National Center for Bioinformation.
Akan tetapi, hingga saat ini, baik data genom maupun data ilmiah terkait penanganan pasien COVID-19 di Indonesia belum bisa
diakses maupun dipublikasikan.
Data genom virus COVID-19 sangat penting untuk mengetahui jenis, asal dan mutasi virus yang beredar di Indonesia, serta untuk strategi pengembangan dan pemberian terapi atau vaksin, baik di Indonesia maupun secara global.
Selain itu, laporan ilmiah terkait penanganan pasien COVID-19 dapat menjadi rujukan di tingkat nasional dan internasional untuk
penanganan pasien selanjutnya.
Baca juga: AIPI bukukan dokumen ilmuwan muda Indonesia
Baca juga: Ilmuwan muda Indonesia sumbang lima medali di ICYS
Oleh karena itu, IYSF memberikan beberapa rekomendasi agar data terkait genom virus COVID-19 dan data penanganan pasien di Indonesia dapat segera dipublikasikan.
Rekomendasi tersebut, yakni melibatkan berbagai institusi di Indonesia maupun peneliti Indonesia yang berada di dalam maupun di luar negeri.
"Hal ini mengingat Indonesia memiliki banyak peneliti dan institusi yang memiliki kemampuan dengan bidang terkait serta dapat berpartisipasi untuk mempercepat analisis data genom virus COVID-19 dan data penanganan pasien," tuturnya.
Rekomendasi selanjutnya, meminta pemerintah mempersingkat jalur koordinasi untuk kegiatan data genom dan penangan pasien oleh pihak terkait.
Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020