Mualim Monteiro bersama empat orang rekan senegaranya memutuskan hal tersebut setelah adanya arahan dari pemerintah Timor Leste untuk tetap tinggal di tempat masing-masing.
"Kami semua mengikuti anjuran dari pemerintah Timor Leste agar tetap tinggal di kota tempat menempuh pendidikan masing-masing dan kami tetap mengikuti prosedur kesehatan yang harus dilakukan," kata Mualim Monteiro usai menerima paket bantuan kesehatan dari pengurus Keluarga Alumni Universitas Jember (Kauje) di Gedung CDAST kampus setempat, Senin.
Baca juga: DIY perpanjang masa belajar di rumah bagi siswa sampai 28 April
Menurutnya kondisi di Jember masih lebih baik dari pada memutuskan untuk pulang ke Timor Leste karena risiko tertular virus corona akan jauh lebih besar saat dia melakukan perjalanan pulang.
"Ada salah satu warga Timor Leste yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19, setelah dia pulang dari Indonesia. Mungkin itu sebabnya pemerintah menganjurkan kami untuk tidak pulang," tuturnya.
Untuk menunjang kebutuhan para mahasiswa yang tetap tinggal di Indonesia, lanjut dia, pemerintah Timor Leste telah melakukan pendataan secara menyeluruh.
"Jadi bagi kami yang tetap di sini (Jember) ataupun di kota lain akan mendapatkan bantuan tambahan dari pemerintah Timor Leste untuk menunjang kebutuhan selama masa krisis COVID-19," katanya.
Baca juga: 24 jamaah tablig asal India jalani "rapid test"
Hal tersebut berbeda dengan mahasiswa Unej asal Malaysia yang diminta pulang ke negaranya saat pandemi COVID-19 mengguncang dunia.
Aliya mahasiswa asal Malaysia bersama seorang rekannya memutuskan untuk pulang ke negara asalnya, setelah pemerintah Malaysia meminta agar mahasiswa Universitas Jember asal Malaysia segera pulang.
"Sebenarnya kalau saya sendiri inginnya tetap tinggal di Jember karena di Malaysia pun saya tidak tahu bagaimana kondisinya, namun pemerintah menghendaki saya pulang, ya saya harus pulang. Alhamdulillah ada pesawat yang difasilitasi oleh pemerintah," katanya.
Menurutnya, awalnya keluarga di Malaysia menginginkan dirinya tetap tinggal di Indonesia, namun setelah banyaknya jumlah warga Indonesia yang terjangkit COVID-19, keluarganya justru menyarankan agar Aliya segera pulang.
"Mungkin mereka takut saya tertular juga. Sebelumnya saya sudah sempat membeli tiket pulang, namun terpaksa harus saya batalkan karena tidak ada penerbangan dan alhamdulillah sekarang ada fasilitas pesawat dari pemerintah Malaysia," ujarnya.
Baca juga: Kemensos berikan paket kelengkapan kesehatan untuk ribuan pilar sosial
Baca juga: Menko PMK kembali ajak masyarakat tunda mudik Lebaran 2020
Baca juga: Dua wartawan di Tanjungpinang PDP COVID-19
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020