• Beranda
  • Berita
  • Aktivitas malam di Rangkasbitung tetap ramai saat wabah COVID-19

Aktivitas malam di Rangkasbitung tetap ramai saat wabah COVID-19

14 April 2020 00:15 WIB
Aktivitas malam di Rangkasbitung tetap ramai saat wabah COVID-19
Aktivitas malam di Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten tampak ramai dan tidak pengaruh penyebaran corona atau COVID -19 yang penularannya semakin meluas di Tanah Air dan hari ke hari jumlah penderita positif bertambah.

Para pedagang tidak terpengaruh penyebaran COVID-19, karena tidak ada larangan dari petugas. Sebab wilayah Kabupaten Lebak bukan daerah zona merah COVID-19 juga tidak diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Aktivitas malam di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Banten tampak tetap ramai dan tidak pengaruh wabah dan penyebaran virus corona atau COVID -19 yang melanda banyak daerah di Tanah Air hingga saat ini.

Berdasarkan pantauan hingga  Senin tengah malam,  aktivitas di Rangkasbitung dan sekitarnya tampak ramai para pedagang yang memadati ruas Jalan Hardiwinangun, Sunankalijaga, Kawasan Rancalintah dan Kawasan Pasar Rangkasbitung.

Para pedagang tersebut tidak mempengaruh adanya penyebaran COVID-19, karena tidak ada larangan dari petugas, sebab wilayah Kabupaten Lebak bukan daerah zona merah COVID-19 juga tidak diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kebanyakan para pedagang tersebut tidak menggunakan masker maupun cuci tangan hand sanitizer guna pencegahan COVID-19.

"Kami seperti biasa berjualan normal-normal saja tanpa ketakutan adanya wabah pendemi COVID-19," kata Salman, seorang pedagang hasil pertanian di Kawasan Pasar Rangkasbitung.
Baca juga: Museum Multatuli Rangkasbitung ditutup cegah virus corona

Ia mengaku bahwa dirinya bersama pedagang lainnya sudah biasa berjualan malam di Pasar Rangkasbitung hingga pagi hari.

Para pedagang itu kebanyakan menjual komoditas hasil pertanian, seperti sayuran, umbi-umbian dan kelapa muda.

Mereka para pedagang mengetahui adanya wabah COVID-19 di Indonesia, namun kebutuhan sangat mendesak sehingga terpaksa berjualan di Pasar Rangkasbitung.

"Kami merasa bingung jika tidak berjualan,terlebih ekobnomi dapyr harus terpenui," katanya menjelaskan.

Begitu juga Uning (55) seorang pedagang nasi goreng di Jalan Hardiwinangun Rangkasbitung mengaku dirinya terpaksa memberanikan diri berjualan ditengah maraknya penyebaran Corona, karena terdesak kebutuhan ekonomi keluarga.

Selama ini, kata dia, pedagang di sini tidak ada larangan berjualan dari petugas, meski merebaknya penyeberan COVID-19.
Baca juga: Tiga kecamatan di Lebak komitmen lawan virus corona

"Kami sulit ekonomi keluarga jika tidak berjualan malam ini," katanya.

Sementara itu, Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan warga di daerah ini belum ditemukan terpapar positif COVID-19, namun tetap pemerintah daerah mewaspadai penyebaran Corona.

Sebab, Kabupaten Lebak berbatasan langsung denagan daerah zona merah COVID-19,seperti Tangerang dan DKI Jakarta.

Karena itu, pemerintah daerah membuka posko di perbatasan untuk melakukan pemeriksaan suhu tubuh dan penyemproran disinfektan dan mencuci tangan sabun.

Pemeriksaan itu, kata dia, untuk memutus mata rantai penyebaran Corona karena bisa menimbulkan kematian kepada penderita juga menularkan ke orang lain.

Saat ini, warga Lebak yang masuk kategori Orang Dalam Pengawasan (ODP) COVID-19 tercatat 364 orang terdiri dari 102 orang berstatus pemantauan dan 262 orang berstatus aman,sedangkan lima orang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terdiri dari tiga dalam pengawasan dan dua dinyatakan aman.
Baca juga: Terminal Lebak Bulus sepi ditinggal penumpang

"Kami bekerja keras untuk pencegahan penyebaran COVID-19 dengan mengoptimalkan kegiatan sosialisasi untuk memberikan edukasi tentang bahaya Corona juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan juga penyedian mencuci tangan di pusat keramaian, kantor pelayanan publik dan fasilitas umum," ujarnya.

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020