Alhasil, Elena mencari tempat untuk mengisolasi diri setibanya di bandara di St. Petersburg demi menghindari kemungkinan penularan virus ke kerabatnya. Saat itu, ia menemukan sejumlah hotel yang menyediakan tempat isolasi diri untuk orang seperti Elena.
"Kami masih tinggal bersama orang tua saat ini dan mereka berada di wilayah dengan risiko (tertular virus, red)," kata Elena dari tempat ia mengisolasi diri bersama pacarnya di Smart Welcome Hotel di St. Petersburg. "Kami mencari hotel untuk isolasi diri di St. Petersburg dan menemukan tempat ini," terang dia.
Tingkat penyewaan hotel di Rusia turun tajam setelah Moskow, St. Petersburg, dan daerah lain di Rusia menerapkan aturan karantina wilayah. Rusia sejauh ini melaporkan 21.102 kasus positif COVID-19 dan 170 di antaranya meninggal dunia.
Terkait dengan situasi itu, sejumlah hotel mulai menawarkan layanan isolasi diri untuk tamu demi menutup kerugian akibat turunnya jumlah kunjungan.
Nadezhda Erekhinskaya, manajer Smart Welcome Hotel, mengatakan strategi mengubah hotel sebagai tempat isolasi diri merupakan salah satu cara untuk bertahan agar tidak bangkrut.
"Demi mempertahankan bisnis dan tidak sepenuhnya rugi, kami memutuskan menawarkan layanan semacam ini untuk tamu kami," kata dia. "Ini cara kami bertahan setidaknya untuk bulan ini," ujar Erekhinskaya.
Erekhinskaya mengatakan harga kamar turun tiga kali lebih rendah dari harga normal, meskipun tamu pada akhirnya harus membayar biaya tambahan kebersihan dan layanan lainnya yang membuat antartamu tidak saling bertemu.
Hotel mengenakan biaya 10.900 rubel (145 dolar AS) untuk dua pekan di kamar standar maksimal dua orang dan 16.990 rubel (225 dolar AS) untuk biaya inap selama satu bulan.
Warga St. Petersburg, Lyudmila Voronina mengajak ibunya yang berusia 70 tahun dan anak perempuannya, usia 12 tahun, untuk isolasi mandiri di Orekh, sebuah penginapan di luar kota.
"Udaranya bersih," kata Voronina, perempuan berusia 41 tahun. "Buat saya, (tinggal di) villa di sini lebih baik daripada di apartemen," kata dia.
Manajer vila, Anastasia Ragozina mengatakan banyak yang memilih mengisolasi diri di bungalow, meskipun beberapa lainnya terpaksa membatalkan pesanan kamar karena kebijakan karantina wilayah di St. Petersburg.
"Ada tamu yang tampaknya ingin melarikan diri dari hingar-bingar kota dan bahaya yang menanti mereka dalam elevator, di tiap tombolnya," kata Ragozina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pembuat perhiasan di Rusia buat liontin berbentuk virus corona
Baca juga: Putin rapat lewat video setelah kontak dengan dokter positif corona
Baca juga: Pembatasan sosial ekstrem, teater Rusia hanya jual satu tiket
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2020