• Beranda
  • Berita
  • Kesulitan Baskara Mahendra, Wafda dan Lutesha jadi pemuda 1940-an

Kesulitan Baskara Mahendra, Wafda dan Lutesha jadi pemuda 1940-an

15 April 2020 19:14 WIB
Kesulitan Baskara Mahendra, Wafda dan Lutesha jadi pemuda 1940-an
Aktor Baskara Mahendra (ANTARA/Instagram @baskaramahendra)
Wafda Saifan, Baskara Mahendra dan Lutesha Sadhewa mendapat tantangan yang berbeda di film terbarunya "Kadet 1947", salah satunya adalah masalah bahasa.

"Kadet 1947" adalah sebuah film yang mengisahkan tentang tujuh orang kadet atau siswa angkatan udara/taruna yang berjuang saat aksi pengeboman pertama pada peristiwa Agresi Militer Belanda I tahun 1947.

Dari latar belakang tahunnya, film ini bercerita saat awal Indonesia merdeka dengan lokasi tempat di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Bahasa dan aksen yang digunakan untuk "Kadet 1947" lebih banyak menggunakan bahasa Jawa. Hal inilah yang membuat pemerannya mendapat tantangan baru.

"Pasti susah banget apalagi ini kan sejarah yang terjadi di Yogyakarta, gimana caranya enggak menghilangkan esensi Jawa-nya," kata Baskara dalam video conference film "Kadet 1947" di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Adu akting bareng Tara Basro, Lutesha: Deg-degan

Baca juga: Lutesha jadi vegan sebulan demi dalami peran


Wafda juga mengalami hal yang sama dengan Baskara, malah ia mengaku selalu merasa kesulitan jika harus berurusan dengan bahasa tertentu.

"Karena gue agak bebal ya kalau urusan bahasa, itu susah banget buat gue dan ini harus Jawa, effort-nya lebih lah. Kesulitan gue sih di bahasa," ujar Wafda.

Sementara itu, Lutesha mengaku kesulitan lantaran aksen yang digunakannya adalah Maluku. Sebab ia berperan sebagai seorang jurnalis yang berasal dari Maluku.

"Jadi di tengah-tengah yang lain sebagai orang Jawa, gue harus beraksen Maluku sendiri. Itu yang jadi tantangan gue," kata Luthesa.

Baca juga: Aktor Wafda Saifan kenang cita-cita di masa lampau lewat film

Baca juga: Wafda Saifan Lubis latihan jadi tentara untuk "Jelita Sejuba"


Tak hanya bahasa, ketiganya juga menyesuaikan diri dengan gaya hidup, tutur kata, gaya berbusana dan pergaulan anak muda tahun 1947. Di sini, mereka harus melakukan riset khusus.

"Kita harus belajar sikap-sikap tentara apalagi saat itu Indonesia baru merdeka, apakah sikapnya sudah seragam seperti sekarang. Itu yang banyak kita diskusikan, kita ikut karantina, kita beradaptasi dengan tahun 1947, pergaulan anak mudanya," jelas Baskara.

"Sikap tentara sekarang dan dulu kan beda banget. Dulu pasukan ini baru banget dibuat pada saat itu. Itu aja sih, tingkah lakunya, sopan santunnya gimana di tahun 1947," ujar Wafta melanjutkan.

"Kadet 1947" awalnya dijadwalkan tayang untuk menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75. Namun karena adanya pandemi virus corona, jadwal tayang film tersebut belum dapat dipastikan.

Baca juga: Kisah penantian istri tentara dituangkan ke film "Jelita Sejuba"

Baca juga: Deva Mahenra hingga Prabu Revolusi jatuh cinta pada TNI AU

Baca juga: Kesulitan yang dialami para pemain film "Serigala Langit"

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020