• Beranda
  • Berita
  • Sri Mulyani sebut pendapatan industri penerbangan hilang Rp270 miliar

Sri Mulyani sebut pendapatan industri penerbangan hilang Rp270 miliar

17 April 2020 15:36 WIB
Sri Mulyani sebut pendapatan industri penerbangan hilang Rp270 miliar
Ilustrasi - Calon penumpang WNA melintas di area keberangkatan Internasional yang terlihat lengang di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (1/4/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD IQBAL)

Penerbangan ke 15 bandara dibatalkan, pendapatan di sektor penerbangan hilang Rp270 miliar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa kehilangan pendapatan di sektor layanan udara mencapai Rp270 miliar karena terdapat penerbangan ke 15 bandara yang dibatalkan akibat adanya pandemi COVID-19.

Sri Mulyani menyatakan pembatalan itu terjadi sepanjang Januari hingga Februari 2020 sehingga terdapat 12.703 jadwal penerbangan yang dibatalkan dengan rincian 11.680 domestik dan 1.023 internasional.

“Penerbangan ke 15 bandara dibatalkan, pendapatan di sektor penerbangan hilang Rp270 miliar dengan Rp48 miliar disebabkan dari dan ke China,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Jumat.

Tak hanya itu, pembatalan penerbangan ke 15 bandara juga mengakibatkan jumlah turis ke Indonesia mengalami penurunan hingga 6.800 orang per hari khususnya wisatawan asal China.

Ia melanjutkan, wabah COVID-19 turut menekan jasa hotel dan restoran yaitu dari 6 ribu hotel di Indonesia tingkat okupansinya turun 50 persen hingga 90 persen.

“Hotel dan restoran yang terkena sangat langsung dan pertama yaitu 50 persen tingkat penurunan okupansinya bahkan di beberapa tempat bisa mencapai 90 persen. Ini dari 6 ribu hotel di Indonesia,” ujarnya.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio memperkirakan potensi kehilangan devisa pariwisata dapat mencapai setengah dari tahun lalu.

“Menparekraf juga memperkirakan potensi kehilangan devisa pariwisata yang merupakan penyumbang devisa yang signifikan di Indonesia,” katanya.


Baca juga: Ada corona, pergerakan di Soetta masih 200.000 penumpang
Baca juga: Penghentian rute internasional tidak berdampak terhadap Kualanamu
Baca juga: Inaca sambut baik langkah pemerintah sesuaikan tarif batas pesawat

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020