Menurut perkiraan, kami memperhitungkan bahwa jumlah rawat inap akan meningkat, dan begitu pula dengan pasien di unit perawatan intensif,
Presiden Meksiko pada Jumat meminta pekerja medis yang berusia 60 hingga 65 tahun kembali ke tugas semula mereka dan merawat pasien bukan pengidap virus corona guna membantu sistem kesehatan menangani perkiraan lonjakan kasus virus tersebut.
Tercatat sekitar 20.000 perawat dan dokter dalam kondisi sehat yang memenuhi kriteria untuk terjun langsung menangani COVID-19, demikian Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador saat konferensi pers.
Mereka akan bertugas mulai 23 April - 23 Mei sehingga petugas medis yang lebih muda bisa disiagakan untuk menghadapi kasus COVID-19, yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 10 Mei di ibu kota padat penduduk Mexico City dan daerah sekitarnya.
Baca juga: Pembatasan COVID-19 tak mempan kurangi tingkat pembunuhan di Meksiko
"Menurut perkiraan, kami memperhitungkan bahwa jumlah rawat inap akan meningkat, dan begitu pula dengan pasien di unit perawatan intensif," kata Lopez Obrador, menambahkan bahwa 20.000 pekerja tambahan akan mampu mengatasi jumlah yang lebih tinggi.
Sejauh ini Meksiko telah mencatat 6.297 kasus COVID-19 dengan 485 kematian. Otoritas terus mendesak masyarakat agar tetap berada di rumah guna mencegah lonjakan kasus infeksi, yang dapat membuat sistem kesehatan kewalahan.
Pekerja pemerintah di atas usia 60 tahun, termasuk staf medis, telah diberitahu agar tetap berada di rumah sebagai langkah pencegahan untuk melindungi kesehatan mereka, Lopez Obrador mengatakan. Otoritas kesehatan Meksiko menyebutkan mereka dengan usia di atas 60 tahun bisa sangat rentan terkena komplikasi akibat virus corona.
Sumber: Reuters
Baca juga: Alami lonjakan harian terbesar COVID-19, Meksiko butuh tenaga medis
Baca juga: Pemimpin pertanian Meksiko sebut keamanan "kelemahan" pasokan pangan
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020