• Beranda
  • Berita
  • Klaster penyebaran COVID-19 di Surabaya terbanyak dari luar kota

Klaster penyebaran COVID-19 di Surabaya terbanyak dari luar kota

18 April 2020 09:09 WIB
Klaster penyebaran COVID-19 di Surabaya terbanyak dari luar kota
Pekerja Migran Indonesia dari Malaysia menjalani tes cepat (rapid test) saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional Terminal 2 Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (15/4/2020). (ANTARA Jatim/Umarul Faruq)
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya menyatakan klaster penyebaran kasus COVID-19 terbanyak di Kota Pahlawan, Jawa Timur, berasal dari luar kota.

Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Sabtu, mengatakan tingginya kasus COVID-19 di Surabaya disebabkan karena banyaknya penularan yang terjadi dari luar Surabaya atau luar daerah.

"Kalau melihat klaster, banyak penularan-penularan dari luar kota, kemudian banyak yang dari luar negeri," kata Febria Rachmanita.

Selama ini banyak warga dari luar daerah datang ke Kota Surabaya melalui bandara, terminal, pelabuhan dan stasiun.

Baca juga: Risma minta warganya terpapar COVID-19 tidak takut ke rumah sakit

Baca juga: Fraksi PDIP Surabaya usulkan enam langkah tangani COVID-19

Baca juga: Muhammadiyah desak Pemkot Surabaya ajukan pemberlakukan PSBB


Untuk itu, Wali Kota Surabaya membuat surat edaran berupa imbauan kepada pengelola transportasi di Surabaya seperti bandara, terminal, pelabuhan dan stasiun, agar menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah daerah.

Febria juga mengimbau para penumpang baik di pesawat, kapal, kereta api maupun bus untuk bisa juga mengikuti anjuran menjaga kebersihan badan. Upaya ini semata-mata untuk melindungi satu sama lain dari penyebaran COVID-19.

"Virus yang menempel di bagian luar tubuh seperti pakaian atau rambut, bisa hilang jika terkena sabun atau sampo," ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga meminta warga Surabaya yang berstatus sebagai orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP), orang tanpa gejala (OTG) maupun terkonfirmasi positif COVID-19, untuk tidak takut membawa diri dan berobat di rumah sakit.

"Jika masyarakat tidak melakukan perawatan di rumah sakit, maka virus tersebut berpotensi menular kepada keluarga yang tinggal satu rumah," katanya.

Dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id, jumlah warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Surabaya sempat mengalami lonjakan dari sebelumnya, yakni pada Sabtu (11/4) hanya 97 orang menjadi 180 orang pada Ahad (12/4).

Sedangkan pada Senin (13/4) mengalami kenaikan 28 orang, Selasa (14/4) 20 orang, Rabu (15/4) 16 orang, Kamis (16/4) 2 orang, Jumat (17/4) 4 orang sehingga total saat ini menjadi 250 orang.*

Baca juga: Pemkot Surabaya tegaskan belum kirim surat pemberlakuan PSBB

Baca juga: Ini alasan Wali Kota Surabaya kirim surat edaran ke Bandara Juanda

Baca juga: Ratusan SD-SMP swasta di Surabaya diusulkan dapat subsidi SPP gratis

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020