Syekh Ali Jaber ajak masyarakat tidak mudik

21 April 2020 15:10 WIB
Syekh Ali Jaber ajak masyarakat tidak mudik
Dokumentasi - Syekh Ali Jaber memberikan ceramah agama saat acara buka puasa bersama Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Pusat di Sunter, Jakarta, Rabu (31/5/2017). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww/aa.
Pendakwah Syekh Ali Jaber mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk tidak mudik tahun ini karena masih dalam situasi pandemi COVID-19, yang sangat mudah menular.

"Jangan mudik. Kita utamakan kesehatan orang tua dan orang yang rentan," kata Ali dalam jumpa pers Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan tidak mudik pada Lebaran tahun ini dapat menjadi sarana mencegah penyebaran COVID-19. Sarana silaturahim yang biasa dilakukan dengan mudik dapat diganti dengan menyapa lewat daring seperti panggilan video melalui gadget yang terhubung internet.

Ali mengatakan dirinya juga tidak mudik ke Madinah, Arab Saudi, tempat asalnya dan kota orang tuanya tinggal. Dia paham mengenai potensi penyebaran COVID-19 kepada orang di sekitar bahkan dari orang yang nampak sehat sekalipun.

"Saya putuskan tidak mudik meski ada kesempatan. Tetapi saya tidak mau, bukan saya tidak butuh silaturahim. Orang tua kita adalah surga di dunia," kata dia

Dia mengaku sedih tidak dapat pulang kampung tetapi demi kebaikan bersama memutus rantai penularan COVID-19 maka tidak mudik harus dilakukan oleh setiap pihak di masa pandemi.

"Kita tidak mau tinggalkan mereka (orang tua) tetapi kondisi saat ini membuat kita tidak melakukan itu. Silaturahim bisa lewat video call. Mudik kita tahun ini agar tidak ke mana-mana tetap di rumah," katanya.

Ali setuju dengan pernyataan sejumlah ahli bahwa COVID-19 bukan merupakan penyakit yang remeh sehingga harus dihadapi dengan cara-cara yang tidak sederhana.

"Ini musuh serius. Kita harus hati-hati, waspada," kata dia.

Baca juga: Ditjen Bea Cukai hibahkan puluhan ribu masker ke BNPB
Baca juga: Pemerintah tambah jumlah reagen untuk pemeriksaan COVID-19
Baca juga: Curhat tenaga medis hadapi stigmatisasi COVID-19

 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2020