• Beranda
  • Berita
  • Mentan lepas ekspor produk pertanian Sulawesi Utara ke 11 negara

Mentan lepas ekspor produk pertanian Sulawesi Utara ke 11 negara

21 April 2020 20:21 WIB
Mentan lepas ekspor produk pertanian Sulawesi Utara ke 11 negara
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat melepas ekspor secara simbolis di rumah kemasan CV Indospice di Manado, Selasa (21/4/2020). ANTARA/Kementerian Pertanian/pri.

Saya dapat informasi tadi yang 'lock' hanya ke India dan ke Italia, itu pun tetap diekspor. Bulan lalu katanya masih tetap ekspor, hanya sampai di pelabuhan sana belum bisa bongkar. Tetapi di negara ke Amerika dan lainnya (ekspor) tetap bisa jalan

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor 12.192 ton komoditas pertanian hasil petani Sulawesi Utara ke 11 negara, dengan nilai Rp124,7 miliar.

Komoditas yang diekspor tersebut berupa rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut, minyak sawit dan kelapa parut. Tujuan ekspor meliputi Belanda, Vietnam, China, Italia, Republik Ceko, Mesir, Jerman, Latvia, Rusia, Selandia Baru dan Amerika Serikat.

"Saya hari ini bersama Anggota DPR RI dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian hadir untuk melepas ekspor dari Sulawesi Utara yaitu pala atau rempah-rempah kita dari Sulawesi Utara," kata Syahrul saat melepas ekspor secara simbolis di rumah kemasan CV Indospice di Manado, Selasa.

Melalui keterangan resmi yang diterima, Syahrul mengapresiasi kepada para petani dan pelaku usaha agribisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia seperti pala yang memiliki permintaan sangat tinggi khususnya pada masa pandemi COVID-19.

Sebagai rincian, ekspor komoditas pertanian yang dilepas ke 11 negara ini meliputi biji pala sebanyak 46,25 ton senilai Rp5,17 miliar; bunga pala 20 ton senilai Rp6,9 miliar; kelapa serabut 59,51 ton senilai Rp167,5 juta; minyak sawit 11.763 ton senilai Rp105,054 miliar dan kelapa parut 289,9 ton senilai Rp7,5 miliar.

Rempah pala asal Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulut dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari negara lain sangat tinggi.

Namun demikian, ekspor terkendala di India dan Italia karena kedua negara tersebut telah menerapkan karantina wilayah (lockdown) untuk pencegahan penularan COVID-19.

"Saya dapat informasi tadi yang 'lock' hanya ke India dan ke Italia, itu pun tetap diekspor. Bulan lalu katanya masih tetap ekspor, hanya sampai di pelabuhan sana belum bisa bongkar. Tetapi di negara ke Amerika dan lainnya (ekspor) tetap bisa jalan," kata Syahrul.

Syahrul meminta produsen hulu dan eksportir untuk terus meningkatkan kerja sama agar hasil produksi juga meningkat.

Menurut dia, sektor perkebunan saat ini menjadi andalan ekspor pertanian sehingga terus diperluas cakupannya, antara lain melalui pembangunan kawasan pertanian berbasis keunggulan komparatif, budaya dan berorientasi ekspor.

Pada kesempatan ini, Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil mengatakan ekspor asal sub sektor perkebunan masih menjadi andalan. Di tengah kondisi ekonomi yang lamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspornya.

Melansir data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode bulan Januari hingga Maret nilainya mencapai Rp511,12 miliar.

"Artinya terjadi peningkatkatan nilai ekspor asal Sulawesi Utara sebesar 176 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya khususnya peningkatan nilai komoditas perkebunan," kata Ali Jamil.

Baca juga: Empat komoditas pertanian Jatim catat peningkatan ekspor saat COVID-19

Baca juga: Kementan catat ekspor kentang ke Singapura-Malaysia meningkat

Baca juga: Indonesia tetap ekspor produk olahan jagung ke Vietnam

Baca juga: Mentan lepas ekspor perdana larva kering ke Inggris

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020